Notification

×

Indeks Berita

9 Warga Solok Selatan Tewas Tertimbun Tambang Emas Ilegal

Minggu, 19 April 2020 | April 19, 2020 WIB Last Updated 2021-10-14T10:10:26Z
Longsor yang terjadi menyebabkan 9 penambang tewas karena tertimbun.(f:dok alinea id)

















padanginfo.com - SOLOK SELATAN - Sembilan orang meninggal dunia di lubang tambang emas ilegal di Jorong Talakiak, Nagari Ranah Pantai Cermin, Kecamatan Sangir Batang Hari, Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, Sabtu (18/4).

"Semua korban ditemukan meninggal dunia, sudah dievakuasi semua dan sekarang disemayamkan di rumah korban," kata Kapolres Solok Selatan AKBP Imam Yulisdianto di Padang Aro, Minggu (19/4/2020).

Longsor tersebut terjadi pada Sabtu (18/4/2020) sekitar pukul 17.50 WIB. Para korban tertimbun material tanah yang longsor yang digali secara manual karena diduga terdapat kandungan emas. Saat kejadian sedang hujan.

Keterangan yang dihimpuns, para korban yang tertimbun semuanya warga Kecamatan Sangir Batang Hari. Identitas mereka itu adalah Menan (58), Dedi (30), Husin (50), Jaja (25), Buyuang (30), Abu (35),Yandi (40), Ipit (35) yang semuanya warga Jorong Rawang, Nagari Ranah Pantai Cermin.
Seorang korban lagi yang bernama Iril (35) merupakan warga Jorong Talakiak, Nagari Ranah Pantai Cermin.

Camat Sangir Batang Hari Gurhanadi mengatakan berdasarkan informasi dari warga, kedalaman lubang tambang yang runtuh dan menimbun sembilan orang tersebut sekitar delapan meter.

Korban yang meninggal ada hubungan sanak saudara. "Ada yang satu rumah, jenazah ayah dan anak. Ada pula yang satu rumah jenazah kakak dan adik," jelasnya.

Seluruh jenazah ditemukan tertimbun di lubang dengan kedalaman 8 meter oleh para penambang emas tradisional.

Penambang emas tradisional adalah mereka yang menambang dengan cara mendulang. Cara ini masih marak dipraktekkan oleh penambang emas di Sangir Batang Hari.

Penambang emas tradisional menggunakan dua mesin diesel yang disebut dompeng (berasal dari merek mesin diesel yang digunakan), yang digunakan untuk menyemprot lubang dan menyedot air. Setelah lubang kering, baru lah para penambang masuk ke dalam lubang.

Menurut Gurhanadi, kejadian penambang emas tertimbun kerap terjadi di Solok Selatan. "Para perangkat daerah sudah sering mengingatkan masyarakat untuk tidak menambang emas dengan cara seperti itu karena berbahaya. Namun, demi perut, tetap saja banyak yang melakukannya," jelasnya.

"Lokasinya di pinggir sungai di dalam hutan. Waktu tempuh ke lokasi dari jalan raya sekitar dua jam berjalan kaki atau menggunakan sepeda motor, seperti motor trail," tambahnya.(afr/*)

Tag Terpopuler

×
Berita Terbaru Update