Notification

×

Indeks Berita

Seniman Sumbar Desak Gubenur Bentuk Dewan Kebudayaan

Sabtu, 13 November 2021 | November 13, 2021 WIB Last Updated 2021-11-13T14:43:37Z

Inilah diskusi terakhir dari rangkaian kegiatan kemah seniman Sumbar yang digelar di Kota Payakumbuh, Sabtu (13/11/2021). Diskusi menampilkan pembicara Asraferi Sabri, S Mteron, Kemala Ranti dan Sudarmoko, selaku moderator.(hms)

padanginfo.com-PAYAKUMBHU- Seniman Sumatera Barat dari kalangan sastra, teater, seni tradisi, seni musik, seni rupa dan seni tari mendesak Gubernur Mahyeldi melalui Dinas Kebudayaan Sumbar membentuk Dewan Kebudayaan Sumbar, sebagaimana kini lembaga tersebut telah diterapkan di Daerah Istimewa Yokjakarta.

Pembentukan Dewan Kebudayaan Sumbar mengemuka dalam diskusi pamungkas kemah seniman Sumbar yang bertema: Kebudayaan dan Kebahagiaan yang berlansung di Kota Payakumbuh dan ditutup oleh Kadis Kebudayaan Sumbar Gemala Ranti, Sabtu (13/11/2021). 

Diskusi menampilkan pembicara Jurnalis Asraferi Sabri, Teaterwan S Metron, Gemala Ranti dan dipandu Sudarmoko, staf pengajar  dari Universitas Andalas Padang itu diikuti 200 orang seniman.

Pada sesi tanya jawab, penyair Ilham Yusardi menyarankan perlu sebuah lembaga di provinsi ini untuk membentuk Dewan Kebudayaan guna mewujudkan "mimpi besar" pelaku seni .  Sebab keberadaan dewan kesebudayaan itu dapat menjadi jembatan komunikasi dari pelaku seni atau komunitas seni dengan pemerintah. "Saya berharap Dewan Kebudayaan, sudah patut  ada  di Sumbar," harapan Ilham. 

Dukungan yang sama juga diungkapkan Bambang dalam diskusi itu, Malah Bambang menyatakan, belum ada payung hukum yang membicarakan mengenai lembaga Kebudayaan di daerah yang lahir dari perda, bukan hanya pergub atau perbup. "Lembaga kebudayaan adalah rumah besar untuk menaungi aktifitas para seniman di Sumbar. Untuk itu, lembaga ini perlu diwujudkan," kata Bambang.

Secara terpisah, S Metron mengungkapkan, sesungguhnya anggaran dasar/anggaran rumah tangga (AD/ART) Dewan Kebudayaan telah dirancang oleh sejumlah budayawan daerah ini. Bahkan AD/ART itu telah lama diserahkan kepada gubernur melalui Dinas Kebudayaan Sumbar, namun disayangkan lembaga terkait belum memberi jawaban hingga sekarang.

Pada hal, kata S Metron, yang juga pegiat kebudayaan itu, AD/ART itu dirampungkan setelah beberapa orang budayawan melakukan studi tiru ke Dinas Kebudayaan Yogjakarta.

"Saya tak tahu lagi di mana mengendap AD/ART Dewan Kebudayaan Sumbar itu. Bagi kalangan seniman di daerah ini, setahu saya, mereka sangat mendukung keberadaan  dewan kebudayaan Sumbar. Aspirasi seniman Sumbar ini harus menjadi perhatian pemerintah. Harus ada Dewan Kebudayaan  jika kita ingin  memajukan kebudayaan daerah, mulai dari nagari, kabupaten dan kota," harap S Metron.

Menurut S Metron, para pelaku seni bakal bahagia lagi jika dewan  kebudayaan Sumbar terwujud. Sebab, dana abadi atau  anggaran Kebudayaan di Kemendibud Ristek dapat mendukung program-program Dinas Kebudayaan. Namun untuk "merampok" dana abadi  itu , kata S Metron, DPRD Sumbar harus pula merancang peraturan daerah (perda) Dewan Kebudayaan. Dasar untuk mendapat anggaran dari Kemendikbud Ristek, kita harus membuat perda," jelasnya.

Bagi S Metron, kepengurusa dewan kebudayaan itu hanya cukup melibatkan 9 orang seniman yang masing-masing memiliki latar belakang seni. Tugasnya, memfasilitasi, mengawasi lembaga terkait dan memberi solusi (ak)


Tag Terpopuler

×
Berita Terbaru Update