Notification

×

Indeks Berita

Free Hearty - Naruddin Pituin akan Kupas “Syair Cinta tanpa Kopi” karya Mohammad Isa Gautama

Jumat, 08 Juli 2022 | Juli 08, 2022 WIB Last Updated 2022-07-08T02:34:50Z

 


 Satupena Sumbar akan bedah buku "Syiar Cinta tapa Kopi, karya Mohamad Isa Gautama

padanginfo.com
-PADANG- Dua orang ahli sastra Indonesia, Dr Free Hearty dan Narudin Pituin, akan mengupas puisi Syair Cinta tanpa Kopi karya Mohammad Isa Gautama, penyair Indonesia yang dosen sosiologi

Universitas Negeri Padang. Bedah buku yang diinisiasi DPD SatuPena Sumatera Barat dan Dinas

Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat ini digelar via zoom, tanggal 11 Juli mendatang, pukul 10.00

WIB.


“Bedah buku ini merupakan salah satu kegiatan pra-International Minangkabau Literacy

Festival (IMLF), yang puncaknya akan digelar 22-27 Februari 2023 di Kota Padang, Kota

Padangpanjang, Kota Bukittingi, dan Kabupaten Agam. Kegiatan yang didukung Pemerintah Provinsi

Sumatera Barat dan DPP SatuPena Indonesia ini, diikuti ratusan peserta dari 11 negara,” kata Ketua

DPD SatuPena Sumatera Barat, Sastri Bakry, Jumat (8/7/2022) di Padang.


Penyair Mohammad Isa Gautama mengatakan, buku Syair Cinta tanpa Kopi berisikan 50 puisi bertajuk syair cinta, mengabarkan persoalan cinta. Namun cinta dalam buku ini bukan cinta bernuansa asmara.

“Saya sungguh tak berdaya memandang segala riak dan gelombang yang terjadi atas nama

cinta, karena ia ada sejak manusia bernyawa dan tentunya akan terus ada sampai dunia tiada.

Tinggal kita membaca hal-hal kecil sebagai apa dan bagaimana semua itu (sedikit banyak) mengubah

kita menjadi lebih arif memaknainya,” kata putra dari Prof. Harris Effendi Thahar itu


Bagi penyair yang juga dosen sosiologi UNP kelahiran Padang, 21 November 1976 ini, buku

Syair Cinta tanpa Kopi adalah buku kumpulan puisi ketiga. Sebelumnya Jalan Menangis Menuju

Surga (basabasi, 2018) dan Bunga yang Bersemi kala Aku Sunyi (Bitread, 2019).


Menurut penyair asal Bali Wayan Jengki Sunarta, puisi-puisi karya Isa Gautama menyajikan

silang sengkarut persoalan umat manusia terkini. Bukan suatu kebetulan bahwa penyair ini juga

seorang dosen sosiologi, sehingga ia begitu cermat mengamati fenomena sosial yang kemudian

diolahnya menjadi puisi-puisi yang srat perenungan.


“Dalam puisi-puisi cinta ini, pembaca akan dihadapkan pada persoalan kontemporer umat

manusia, tragedi pandemi, ketimpangan dan ketidakadilan sosial, narasi kaum urban, politik,

keserakahan manusia, kehancuran lingkungan-alam, renungan spiritualitas, dan hal-hal yang

menarik perhatian penyairnya,” kata Wayan.


Moderator bedah buku ini, Yurnaldi mengatakan, dua pembedah buku kumpulan puisi Syair Cinta tanpa Kopi ini adalah ahli sastra yang menarik dicermati pemikirannya.

Narudin adalah sasrtawan, penerjemah, dan kritikus sastra Indonesia. Narudin dikenal melalui

karyanya berupa puisi, prosa, terjemahan, esai, teori sastra dan kritik sastra. Dia ahli Posemiotika,

pengajar , pembedah buku, dan pembicara seminar bahasa dan sastra tingkat nasional dan

internasional.

Sedangkan Free Hearty, doktor bidang sastra dan budaya, selain dikenal sebagai sastrawan

dan dosen, dulunya juga penari dan wartawati. Karya-karyanya sudah banyak terhimpun dalam

bentuk buku kumpulan puisi, novel, dan Direktur Eksekutif Woman for Harmony Institute (WOHAI)

dan Ketua II Wanita Penulis Indonesia Pusat (WPI) ini, juga sering diundang sebagai pembicara dan

membacakan karya-karyanya di berbagai pertemuan sastra dan budaya nasional, regional, dan

internasional.


SatuPena adalah organisasi penulis Indonesia yang punya kepengurusan di pusat (Jakarta)

dan di seluruh provinsi di Indonesia. DPD SatuPena Sumatera Barat sebelumnya sudah menggelar

sejumlah kegiatan untuk membangun literasi di Sumatera Barat dan bertekad akan menjadikan

Sumatera Barat sebagai Provinsi Literasi. Untuk menggerakkan semangat literasi di Minangkabau

yang kaya penulis sejak zaman sebelum kemerdekaan sampai sekarang ini, SatuPena Sumatera Barat

sudah melantik Bundo Literasi Ny Harneli Bahar, istri Mahyeldi Ansyarullah, gubernur Sumatera

Barat.

“Bedah buku salah satu kegiatan untuk memotivasi dan menginspirasi penulis agar tetap

intens berkarya. Sekaligus untuk membangun dan lebih memasyarakatkan Gerakan Literasi Nasional

untuk perkenalkan pemikiran penulis dan kekayaan budaya Minangkabau sebagai literasi yang luar

biasa,” tambah Sastri yang juga penulis, sastrawan, dan mentor/widyaswara di Kementerian Dalam

Negeri.


Jika pembaca ingin ikut join zoom meeting, berikut linknya:
https://telkomsel.zoom.us/j/6582193058?pwd=WnVGSpabllvWVdVbkhvOGpZZDQzZz09 dengan
meeting ID: 658 219 3058 Passcode: Museum.

Tag Terpopuler

×
Berita Terbaru Update