Notification

×

Indeks Berita

Zubir Said, Orang Minang Pencipta Lagu Kebangsaan Singapura

Selasa, 26 Juli 2022 | Juli 26, 2022 WIB Last Updated 2022-07-26T06:22:46Z




Zubier Said, pencipta lagu Kebangsaan Singapura adalah orang Minang (Kompas.id)



padanginfo.com-JAKARTA-  Tanggal,  22 Juli 1907, merupakan tanggal kelahiran Zubir Said di Bukittinggi, Sumatera Barat. Dia adalah orang Minang pencipta lagu kebangsaan Singapura “Majulah Singapura”. Berikut profil Zubir Said.


Bila Indonesia punya W.R. Supratman, Singapura punya Zubir Said sebagai pencipta lagu kebangsaan. Datang dari keluarga Minangkabau, Indonesia, Zubir belajar bermain musik secara otodidak. Di kemudian hari, dia menjadi komposer musik terkenal. Selama bekerja sebagai komposer musik film pada Cathay-Keris Film Productions, Adam Malik menyusun sejumlah lagu untuk film-film Malaysia.


Zubir Said Pencipta Lagu Kebangsaan Majulah Singapura

Karya-karya Zubir dipandang luas sebagai lagu Melayu sejati. Lagu-lagunya berkaitan dengan sejarah dan nilai-nilai Melayu. Dia juga dipercaya telah menulis sedikitnya 1.500 lagu, tetapi hanya sepersepuluh saja yang pernah direkam. Bersama orang Minang sezamannya, dia membangkitkan semangat kebangsaan pada 1950-an. Selain Majulah Singapura, Zubir juga menggubah lagu patriotik Semoga Bahagia yang dijadikan lagu tema Hari Anak-Anak Singapura.


Mengutip laman eresources.nlb.gov.sg, ibu Zubir meninggal saat ia berusia tujuh tahun, ayahnya bekerja sebagai kondektur kereta api di perusahaan kereta api dan juga seorang kepala desa. Dia memiliki tiga adik perempuan dan dua adik laki-laki, serta seorang kakak laki-laki yang meninggal di usia muda. Zubir mengenyam pendidikan dasar dari 1914 hingga 1921. Kemudian dia melanjutkan ke sekolah menengah selama empat tahun berikutnya.


Kecintaan Zubir pada musik sudah terlihat saat duduk di bangku sekolah dasar. Guru musiknya, yang melihat hasratnya, berinisiatif untuk mengembangkan bakat musik Zubir. Gurunya itu lalu mengajarinya sistem solmisasi, gaya belajar musik melalui notasi angka. Sang guru juga membantunya membentuk band dengan beberapa teman memiliki kecintaan yang sama. Seorang teman juga mengajari Zubir cara membuat seruling. Zubir juga belajar bermain gitar dan drum saat ia masih di sekolah menengah.


Usai menyelesaikan 11 tahun pendidikan dasar, Zubir mulai bekerja pada usia 18 tahun lantaran kurangnya sumber keuangan ayahnya. Dengan pendidikannya yang rendah, kesempatan kerjanya pun terbatas. Pekerjaan pertamanya ialah di pabrik sebagai pembuat batu bata. Melalui seorang teman, dia kemudian mendapatkan pekerjaan lain sebagai juru ketik fotokopi. Saat bekerja sebagai tukang ketik inilah Zubir memiliki banyak waktu mengejar hasratnya di bidang musik.


Zubir kemudian bergabung dengan band keroncong di desanya. Dua juga belajar bermain biola dari seorang teman. Suatu hari, setelah membantu memadamkan api, Zubir mendapat pujian dari petugas distrik Belanda yang pernah menyaksikan pertunjukan keroncong bandnya. Orang Belanda itu mendesak Zubir untuk mengejar mimpinya. Pria berusia 19 tahun itu menuruti saran tersebut.



Zubir mengundurkan diri dari pekerjaan juru ketik dan menjadi fokus pemimpin band keroncong keliling. Bersama anggota bandnya, Zubir melakukan perjalanan dari desa ke desa di Sumatera. Dia mencari nafkah dengan tampil di pesta pernikahan, pekan raya, dan acara sosial lainnya. Namun bukan tanpa aral melintang. Pasalnya, ayah Zubir yang menganggap musik haram sehingga sangat menentang aspirasi musik Zubir.


Karena Indonesia merupakan jajahan Belanda saat itu, ayah Zubir menginginkan dia menjadi perwira, baik di tentara Belanda atau Pemerintah Belanda, atau mengambil alih sebagai kepala desa dan menikahi empat istri. Namun tetap Zubir bertekad untuk mengejar minatnya pada musik. Masyarakat setempat juga berpikiran sama dengan ayah Zubir. Bermain musik dianggap melawan agama.


Lelah karena mendapatkan banyak tuntutan dari sang ayah, dia akhirnya memutuskan merantau ke luar negeri. Dengan keinginan kuat, Zubir Said melakukan perjalanannya sebagai musisi dimulai di Singapura, tempat di mana Zubir beroleh pengakuan terhadap karyanya.(TEMPO.COM)

Tag Terpopuler

×
Berita Terbaru Update