Prof.Duski Samad sedang menyampaikan pandangan dalam Dialog 107 Tahun Perguruan Adabiah. |
Demikian benang merah dari “Dialog Pendidikan
107 Tahun Perguruan Adabiah ” yang diselenggarakan di gedung Abdullah Ahmad, komplek sekolah Adabiah Padang, Senin
22 Agustus 2022.
Dialog menghadirkan sejumlah pakar
pendidikan, pengelola sekolah Adabiah, orang tua murid dan alumni. Di
antaranya Ketua Pembina Yayasan Syarikat
Oesaha (YSO) Adabiah DR.Bachtiar Chamsyah,SE yang tampil bersama dua anggota
Pembina Prof. Indang Dewata dan DR Fauzi
Bahar, Ketua Pengurus YSO Drs.Aristo Munandar dan Wakil Ketua Pengurus
Drs.Nasir Ahmad, Prof.Duski Samad (Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Imam Bonjol), DR.Didi
Aryadi (Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemko Padang), Ir. John Pieter (Ketua
Perkumpulan Alumni Adabiah/PAA), Novrial SE, MM,Akt (Kepala Dinas Keasrsipan
dan Perpustakaan Sumbar dan Hj.Rossy Yuslide (Pengusaha). Dua nama terakhir
adalah juga alumni Adabiah.
Ketua Pembina YSO Adabiah Bachtiar Chamsyah
yang memantik dialog menyampaikan harapan besar bagaimana tamatan sekolah
Adabiah mampu bersaing dengan tamatan sekolah lain. Menjadi tolok ukur untuk
diterima di lapangan kerja.
“Saya bukan alumni Adabiah. Tapi ketika
diberi amanah beberapa tahun lalu untuk menjadi Pembina, saya merasakan ini
amanah yang harus dilaksanakan dengan baik. Adabiah sekolah besar. Berusia
ratusan tahun. Cita-cita pendiri Abdullah Ahmad adalah menjadikan sekolah ini untuk
mendidik anak bangsa yang cerdas dan beradab. Untuk apa pintar, tapi punya mental
korupsi. Untuk apa pintar tapi tak beradab. Di tengah globalisai saat ini, kita
harus mengurai cita-cita pendiri sesuai tuntutan kekinian,” kata menteri Sosial
era Presiden SBY ini.
Bachtiar, putra Bayur Maninjau ini menyebut,
dengan seluruh tingkatan sekolah yang dikelola YSO, mulai dari TK, SD, SMP, SMA
dan Perguruan Tinggi Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA), dciharapkan ke
depan ada kesinambungan lulusan yang berkualitas.
“Sehingga dengan lulusan yang berkualitas, kita
mampu uji kepintaran dengan lulusan sekolah lain,” pungkasnya.
Aristo Munandar menyebut, di Adabiah ada 5 Pilar
yang menjadi dasar sebagai “GBHN”nya. Yakni Keislaman, Kebangsaan,
Kerdisiplinan, Gotong Royong dan Profesionalisme.
“Dengan lima pilar inilah segenap komponen di
Adabiah melaksanakan proses kependidikan, belajar dan mengajar,” kata Aristo.
Prof. Duski
Samad menambahkan, jauh sebelum ada sekolah-sekolah dengan label IT (Islam
Terpadu), Adabiah sejatinya sudah menjadi sekolah IT. Cuma labelnya yang tidak
ada. Untuk itu Duski Samad menekankan, perlu upaya untuk menjadikan sekolah
Adabiah kembali ke marwah, menjadi sekolah IT seperti yang diamanatkan pendiri
dulunya.
Sementara itu DR. Fauzi Bahar, alumni yang juga Ketua LKAAM Sumbar berharap lulusan
Adabiah tidak saja cerdas secara keilmuan, tapi juga memiliki sikap mental yang
Islami dan beradat.
Dari seluruh pembicara dan pembahas dalam “Dialog
Pendidikan 107 Tahun Adabiah”, yang sebagaian besar alumni dan pemerhati
pendidikan, sepakat untuk menjadikan Adabiah sebagai sekolah unggul dengan
nilai-nilai yang terangkum dalam 5 pilar Adabiah.
Peringatan 107 Tahun Perguruan Aabiah akan
dilaksanakan pada 23 Agustus 2022.(ak).