Dua tersangka yang memperjualbelikan buku nikah yang diduga palsu tersebut adalah RS (42) dan ASW (53). Mereka adalah warga Pasia Nan Tigo, Koto Tangah, Padang.
"Pengungkapan kasus ini berawal dari informasi masyarakat bahwa terjadi transaksi jual beli buku nikah di kawasan Muaro Penjalinan, Kecamatan Koto Tangah Kota Padang," jelas Direktur Reskrimum Polda Sumatera Barat, Komisaris Besar Edri Adimulan Chaniago kepada wartawan, Kamis (12/4).
Dari penyelidikan yang dilakukan diketahui adanya beredar buku nikah palsu. Keterangan yang didapat dari sejumlah warga, buku tersebut diperjualbelikan oleh RS.
RS pun diamankan petugas. Ia mengaku hanya sebagai penjual. Keterangan RS, buku tersebut didapatkannya dari ASW.
Pengakuan RS ia mendapatkan komisi dari setiap buku yang terjual. "Dapat komisi Rp200 ribu tiap buku," jelasnya kepada petugas. Kepada warga, RS menjual buku nikah palsu itu antara Rp1 juta hingga Rp1,5 juta.
ASW selaku pelaku utama pun berhasil diringkus petugas di kediamannya di Komplek Kuala Nyiur II Kelurahan Pasia Nan Tigo Kecamatan Koto Tangah, Jumat (6/4). Dari rumah ASW, petugas mengamankan sejumlah barang bukti.
Diantaranya 140 buku nikah kosong yang diduga palsu. Terdiri dari 70 buku nikah warna hijau dan 70 buku nikah warna coklat. Tiga buku nikah warna hijau dan 2 buku nikah warna coklat yang sudah ditulis.
Juga disita 22 stempel palsu KUA dari berbagai daerah serta 180 lembar pas foto. Pas foto tersebut diduga merupakan milik orang yang memesan buku nikah kepada ASW.
"Kita masih terus mengembangkan kasus ini untuk menyelidiki apakah buku nikah tersebut adalah buku nikah asli atau palsu. Juga sumber dari mana mereka mendapatkannya," jelas Edri Adimulan Chaniago.(pic)
