Notification

×

Indeks Berita

Nurmiati Amir: Hafal Al Quran Cegah Kepikunan

Selasa, 16 Juli 2019 | Juli 16, 2019 WIB Last Updated 2019-07-16T08:21:35Z
Padanginfo.com - PESISIR SELATAN - Kepikunan atau penyakit gangguan tingkah laku dapat dicegah dengan menghafal Al Quran. Meski menghafal Al Quran itu lebih baik dilakukan semenjak anak-anak, namun ketika telah dewasa pun mampu memberikan dampak.

Kepikunan bisa menggejala secara ringan saja seperti lupa dimana meletakkan barang. Namun, pada tingkatan yang cukup parah, penderita demensia tidak dapat mengenali dirinya, keluarga, dan lingkungannya sehingga menjadi sangat tergantung kepada orang lain.

Hal itu diungkapkan Dr dr Nurmiati Amir SpKJ, spesialis Kejiwaan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dalam sambutannya saat wisuda santri dan santriwati Tahfiz Quran Yayasan Syekh Abdurrahman di Desa Asam Kumbang, Bayang Utara, Pesisir Selatan, Minggu (7/7).

"Seperti banyak hasil penelitian yang sudah dilakukan, membaca dan menghafal Al Quran memberikan manfaat kesehatan bagi orang yang membacanya. Apalagi kalau menghafal Al Quran itu dilakukan semenjak usia anak-anak. Bahkan, saat masih dalam kandungan. bayi yang didengarkan bacaan Al Quran mampu tersimpan dalam memori bawah sadarnya," jelasnya.

Dalam ceramah singkatnya, Nurmiati mengungkapkan bawah umumnya manusia diketahui hanya menggunakan tak lebih dari 20 persen kemampuan otaknya. Sebanyak 80 persen lagi, hilang dan luruh seiring tak termanfaatkannya sel-sel otak sejak meninggalkan masa balita. Namun, dalam memanfaatkan yang 20 persen ini pun tak banyak orang yang bisa mencapai taraf maksimal, terbukti dari terdapatnya jutaan orang yang mengalami kepikunan.

"Fungsi otak belahan kanan memang lebih cepat menurun daripada yang kiri. Itulah mengapa semakin tua, orang semakin sering lupa. Daya ingat visual pun menurun, sehingga orangtua mudah lupa wajah orang, sulit berkonsentrasi dan cepat beralih perhatian," sebutnya.

Stimulasi untuk meningkatkan kemampuan belahan kanan perlu diberikan porsi yang memadai, berupa latihan atau permainan yang prosedurnya membutuhkan konsentrasi atau memori visual termasuk melakukan aktivitas seperti banyak bergaul, bersilaturahmi, aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial.

"Sementara fungsi otak kiri bisa dimaksimalkan dengan melakukan aktivitas-aktivitas rutin secara kontinyu, seperti membaca Al Quran, menulis buku harian, dan kegiatan lainnya," ujar dokter lulusan FDOK Unand 1981 ini.

Disebutkannya, dari sejumlah penelitian yang dilakukan para ahli, terbukti bahwa Al Quran adalah faktor yang sangat berpengaruh dalam membentuk kekuatan ingatan melalui dua jalur yakni jalur spiritual dan religiusitas. Orang yang menghafal Al Quran mempunyai memori lebih kuat dibanding dengan yang tidak. Dan orang yang menghafal Al Quran mempunyai kemungkinan sangat kecil dan minimal terhadap gangguan memori dan penyakit terkait dengan memori dan ingatan.

"Jadi mengenal anak semenjak dini dengan Al Quran, membaca dan menghafalnya akan sangat positif sekali. Tidak saja sebagai ibadah, tetapi juga secara kesehatan," tambah pengurus Yayasan Syekh Abdurrahman ini.

Bahkan kini, sebutnya, sejumlah sekolah dan perguruan tinggi langsung menerima anak-anak yang hafal Al Quran. Tidak perlu tes. Kesimpulannya anak-anak yang hafal Al Quran dipastikan mempunyai daya ingat dan kemampuan intelektual yang baik.

"Telah ada puluhan penelitian, baik dari pihak Islam maupun asing, yang menegaskan urgensi agama dalam peningkatan kesehatan psikis seseorang, kematangan, dan ketenangannya. Berbagai penelitian itu memiliki hasil akhir yakni menegaskan peran Al Quran dalam meningkatkan keterampilan dasar para siswa sekolah dasar dan pengaruh yang positif dari hafalan Al Quran untuk mencapai indeks prestasi yang tinggi bagi mahasiswa," papar Nurmiati pula.(afr)

Tag Terpopuler

×
Berita Terbaru Update