Mereka menilai pelaksanaan sistem penerimaan tidak berjalan adil. Mereka merasa berhak lulus di sekolah dekat rumah, tetapi ternyata tidak. Sementara ada yang lain lebih jauh bisa lulus. Mereka meminta Disdik menyelesaikan masalah tersebut.
Salah seorang orang tuas siswa, Una (46) mempermasalahkan anaknya tidak diterima di SMA 10 Padang. Juga tidak lulus di sekolah lainnya. Padahal, katanya, rumahnya hanya berjarak beberapa meter dari SMA 10 Padang yang berada di Jalan Situjuh itu.
"Kenapa anak saya tidak lulus. Anak lain yang jauh jaraknya dari sekolah itu malah lulus," sebutnya.
Yanti (45), orang tua siswa lainnya, mengaku kecewa sebab anaknya tidak lulus saat ikut seleksi jalur zonasi PPDB tingkat SMP Padang. Hal ini disebabkan umur sang anak tidak mencukupi batas umur yang ditentukan sistem. Umur anaknya 12 tahun 2 bulan dengan rata-rata nilai 85.
"Jalur prestasi tidak terima lalu masuk ke jalur zonasi, tetapi pada hasil seleksi di website juga tidak diterima," jelasnya.
Para orang tua siswa itu mengaku tidak paham dengan sistem zonasi. Seperti yang disampaikan Agustina (47). Sebab anaknya tidak mendapatkan sekolah yang dekat dari rumahnya. Anaknya malah diluluskan di luar kota.
Ia merupakan warga Kota Padang yang berniat mendaftarkan anaknya di SMK 5 Padang, sebab jaraknya tidak jauh dari rumah. Tetapi di sistem, anaknya lulus di SMK Ranang 4 Ulu Tapan, Kabupaten Pesisir Selatan.
“Padahal sangat dekat dari rumah saya, dengan berjalan kaki saja sampai di sekolah. Kok malah jauh sekali sampai lulus di Pesisir Selatan sana. Kenapa bisa begitu," tanya heran.
Tidak ada pejabat Dinas Pendidikan yang menerima mereka. Sejumlah pegawai tampak memberikan penjelasan perihal sistem zonasi. Mereka minta para orang tua siswa untuk melaporkan ke sekolah yang bersangkutan. Diingatkan juga bahwa pendaftaran akan ditutup Selasa (7/7/2020).(afr)
