Notification

×

Indeks Berita

Pasar Seni dan Budaya Tidak Menarik Dimata Politikus, Ini Alasannya

Sabtu, 15 Januari 2022 | Januari 15, 2022 WIB Last Updated 2022-01-15T10:38:54Z

Ketua Fraksi Gerindra DPRD Sumbar Hidayat tengah berdiskusi ringan dengan kalangan seniman,usai acara ramah tamah antara seniman  dengan Kepala Dinas Kebudayaan Syaifullah (in)

padanginfo.com
-PADANG- Ketua Fraksi Partai Gerindra DPRD Sumbar Hidayat SS,MH mengatakan, pasar seni dan budaya tidak menarik dimata politikus saat membahasnya di badan anggaran. Ini sangat berbeda dengan bidang olah raga, yang setiap tahun melalui induk organisasi KONI selalu mendapat dana hibah. Misalnya, anggaran  KONI Sumbar  bisa mencapai puluhan  miliar


Pernyataan Hidayat  disampaikan dalam acara silahturahim antara seniman dan budayawan Sumbar dengan Kepala Dinas Kebudayaan yang baru Syaifullah, MM di Galeri Seni Taman Budaya  Sumatera Barat, Jumat (14/01/2022) sore. 


Hidayat melihat ketidakmenarikan itu saat  pembahasan  di badan anggaran DPRD Sumbar."Kata tidak menarik itu jangan diartikan bahwa anggota DPRD tidak suka dengan seni. Saya tetap ngotot memperjuangkan agar pelaku seni dan budaya dapat berkiprah berkarya. Malah, kini telah disiapkan ranperda kebudayaan," ujar politisi Gerindra Sumbar itu. 

Ia menambahkan, jika ranperda itu terwujud menjadi perda maka kegiatan seni dan budaya bakal menggeliat di daerah ini 


Sebelumnya, para pelaku seni menyampaikan terjadi disparitas antara kegiatan olahraga  dengan kegiatan seni dalam pemberian bantuan kegiatan yang dialokasikan melalui APBD. Akibatnya, banyak kegiatan seni yang mandeg. Kegiatan seni mati suri. Kalaupun ada kegiatan dan penyertaan kegiatan seni melalui ivent-ivent tertentu, pelaku seni mencari pembiayaan secara mandiri.


Kepala Dinas Kebudayaan Syaifullah menjawab, bahwa sebetulnya dana-dana kegiatan seni itu ada melalui pokir anggota DPRD. Untuk itu, jelas Syaifullah, rancanglah kegiatan seni dan budaya hingga bisa gol dalam pembahasan anggaran di DPRD.


Menurut Hidayat, fenomena kegiatan seni dirasa sebagai anak tiri, bisa saja dihilangkan apabila pelaku seni mampu membuat kegiatan yang memiliki nilai jual. Sehingga dalam pembahasan anggaran bisa diterima proposalnya.


“Jujur saja, selama ini bagi politikus bidang seni dan budaya tidak menarik untuk dibahas dalam bantuan pembiayaan kegiatan. Ini sangat berbeda dengan olahraga, dimana setiap tahunnya mendapat dana hibah yang dialokasikan melalui APBD,” jelas Hidayat yang juga pelaku seni ini.


Hidayat berharap, ke depan pelaku seni harus bersatu dalam wadah. Wadahnya sudah ada yakni Dewan Kebudayaan . Melalui Dewan Kebudayaan ini setidaknya bisa dilakukan nilai tawar dalam membangkitkan gairah berkesenian di Sumatera Barat.


Dari catatan padanginfo.com, sejatinya gagasan untuk membentuk Dewan Kesenian Sumatera Barat sudah ada sejak lima tahun lalu. Ini terkait dengan mati surinya Dewan Kesenian setelah berakhirnya kepengurusan tahun 2016 lalu.


Sementara itu salah seorang tim persiapan pembentukan Dewan Kebudayaan, DR. Koko Sudarmoko, dosen FIB Universitas Andalas,  mengatakan, sejatinya tim sudah menyiapkan konsep dan telah menyerahkan rumus-rumusan pembentukan Dewan Kebudayaan Sumbar ini ke din as terkait. Namun mandeg karena ada dugaan  Dewan Kesenian akan menjadi saingan Dinas Kebudayaan.


Koko, panggilan akrabnya,  mengatakan, harus ada komunikasi dan duduk dalam satu forum untuk membahas persoalan ini.

“Persoalan dan persinggungan antarseniman dan lembaga kesenian telah mewarnai dinamika kesenian di Sumatera Barat. Tetapi, potensi besar kesenian dan kebudayaan yang ada di Sumatera Barat belum terkelola dengan baik,” jelasnya. (in/ak)

Tag Terpopuler

×
Berita Terbaru Update