Notification

×

Indeks Berita

Waspadalah…! Puncak Omicron Diperkirakan Awal Februari

Kamis, 13 Januari 2022 | Januari 13, 2022 WIB Last Updated 2022-01-13T00:09:25Z



Padanginfo.com-JAKARTA –
 Masyarakat diminta waspada. Epidemiolog dari Universitas Griffith, Australia, Dicky Budiman, menyebut potensi adanya gelombang ketiga Omicron diprediksi terjadi pada awal Februari. Mereka yang terkena rata-rata yang sudah divaksin. Ini disebakan  karena penurunan imunitas masyarakat terhadap Covid-19.


"Kita bicara karena adanya atau masih adanya sebagian masyarakat atau sejumlah masyarakat yang belum memiliki imunitas yang memadai terhadap Covid-19," ujar Dicky kepada wartawan, Rabu (12/1/2022).


Imunitas disebut menurun karena telah melewati waktu 6 sampai 7 bulan dari proses vaksin. Hal lain yang menyebabkan puncak Omicron yaitu belum selesainya kasus varian Delta sebelumnya.



"Kenapa Februari atau Maret yang saya juga prediksi. Karena Februari Maret itulah masa yang besar di mana sebagian orang penduduk Indonesia yang sudah divaksin maupun yang sudah terinfeksi ataupun yang sudah divaksin tadi, itu menurun karena sudah lebih dari 6-7 bulan," ujar Dicky.


"Kedua karena faktor Delta varian sendiri belum selesai di Indonesia, sekarang ditambah Omicron," sambungnya.



Ia menilai Omicron jauh lebih ganas dari virus Corona asli di Wuhan. Terlebih bila menyerang pada masyarakat yang memiliki kekebalan tubuh lemah atau memiliki komorbid.



"Omicron ini jauh lebih ganas dari pada virus asli di Wuhan, bahkan setidaknya dua kali kita bisa melihat apa yang terjadi pada penduduk yang tidak memiliki kekebalan atau rawan itu, kematian ada, ya rumah sakit penuh, dan ini yang terjadi di Amerika sekarang," kata Dicky sebagaimana dikutip dari detik.com.


Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan prediksi puncak omicron itu berdasarkan hasil pengamatan terhadap pengalaman negara lain, di mana varian Omicron mencapai puncaknya dalam kisaran waktu 40 hari.


"Untuk kasus Indonesia, kita perkirakan puncak gelombang karena Omicron akan terjadi pada awal Februari," kata Luhut seperti dilansir Antara.


Meski begitu, lanjut Luhut, sebagian besar kasus yang terjadi berpotensi bergejala ringan. Sehingga pemerintah menyiapkan strategi yang berbeda dengan penanganan varian Delta.


Dia juga menuturkan saat ini Omicron telah teridentifikasi di 150 negara dan menimbulkan gelombang baru dengan puncak yang lebih tinggi di berbagai negara dunia. Di Indonesia, menurutnya bukan tidak mungkin mengalami hal serupa. Namun Luhut meminta masyarakat tidak perlu panik.



"Namun kita tidak perlu panik, tetapi kita tetap waspada. Karena pengalaman kita menghadapi Delta varian kemarin," ujarnya.


Informasi yang dihimpun padanginfo.com , secara keseluruhan selama Desember 2021 kasus konfirmasi Covid-19 Omicron di Indonesia sebanyak 136 orang. Sementara pada tahun 2022 hingga 8 Januari, ada sebanyak 278 orang positif Covid-19 Omicron di Indonesia.


Dari 414 orang positif Covid-19 Omicron di Indonesia, sebanyak 31 orang dengan kasus transmisi lokal. Sisa pasien Covid-19 Omicron di Indonesia merupakan pelaku perjalanan luar negeri. Selain itu, kebanyakan dari yang positif Covid-19 Omicron di Indonesia adalah mereka yang sudah divaksinasi lengkap.(*/in)


Tag Terpopuler

×
Berita Terbaru Update