Nico mengatakan bahwa awal mula terjadinya kerusuhan adalah kekecewaan yang memuncak dari Aremania. Sebab, untuk kali pertama dalam 23 tahun terakhir, Arema dikalahkan Persebaya di Malang dengan skor 2-3.
Penonton yang kecewa turun ke tengah lapangan, dan berusaha mencari para pemain untuk melampiaskan kekecewaan. Karena itu, polisi melakukan upaya-upaya pencegahan, dan melakukan pengalihan supaya mereka tidak masuk ke dalam lapangan," jelas Kapolda.
Nico menyebutkan, saat itu polisi mencoba memberikan imbauan dengan cara persuasif. Namun, cara itu tak berhasil. Alhasil, masa kian beringas menyerang dan merusak mobil kepolisian.
Untuk memecah konsentrasi polusi menembakkan gas air mata ke sisi utara dan selatan. Tindakan ini dilakukan agar mereka tidak bisa masuk ke lapangan.
"Diperkirakan, dari 40 ribu penonton, sekitar 3.000an penonton turun dan masuk ke lapangan hijau.
Beberapa penonton yang masih berada di stadion, berupaya turun dan menuju pintu keluar. Di sinilah terjadi desak-desakan hingga ada yang terinjak. (in).