Jebolan Sespim Polri pada 2008 ini diperiksa petugas imigrasi dan bea cukai di bandara.
“Bagi saya itu biasa,” ujarnya sebagaimana dikutip Republika.
Perintis Polwan Berjilbab
Di kalangan Polri sendiri, Desy boleh disebut sebagai perintis Polwan berhijab.
Banyak orang terkejut melihat Desy satu-satunya Polwan berhijab. Karena aturan untuk Polwan berhijab belum ada. Itu terjadi di tahun 2010 lalu.
Menurut Desy, hijab baginya bukan penghalang, justru sebagai pendukung kariernya. Hijab juga diyakininya sebagai pelindung bagi diri sendiri. Sehingga di kemudian hari Polri akhirnya mengeluarkan aturan berhijab.
Setiap kali menghadiri pertemuan, kata Desy, dia selalu terhindar melakukan sesuatu yang bertentangan dengan prinsip agama. Bahkan rekan sesama polisi menaruh rasa hormat.
"Tidak ada cipika-cipiki dengan yang bukan mahram, tidak ada wine dan minuman beralkohol,” katanya tegas.
Pernah dalam sebuah pertemuan internasional, jelasnya, dirinya dipersilakan menyicipi wine.
“That is not my tradition,” ujarnya.
Meskipun menolak, Desy tetap dihormati sebagai tamu. Desy kemudian menikmati minuman nonalkohol yang disediakan.
Bagi Desy, gaya seperti itu bukan berarti tidak menghormati orang lain. Hal itu adalah ketegasan akan keyakinan yang tertanam dalam sanubari. Islam mengajarkan tidak boleh mengonsumsi yang memabukkan karena haram hukumnya.
“Saya pegang prinsip itu,” ujarnya.
Kini dengan menyandang pangkat Brigjen Polisi, Desy boleh disebut sebagai penerus generasi 6 orang wanita Minang yang dulunya merintis kelahiran Polisi Wanita pada 1 September 1946 di Bukittinggi. Tanggal ini juga dimaknakan sebagai peringatan HUT Polwan.
Selamat Bertugas Jenderal. (in).