Notification

×

Indeks Berita

"Rumah" Seniman di Taman Budaya Sumbar Harus Dipertahankan Sampai Titik Air Terakhir

Selasa, 28 Februari 2023 | Februari 28, 2023 WIB Last Updated 2023-02-28T14:09:02Z

 


Didampingi moderator Dr Hermawan, pembicara Hasril Chaniago dan M Shadiq Pasadigue tampil sebagai pembicara dalam diskusi bertajuk, "Rumah Seniman..Masih Perlukah...," di Taman Budaya Jalan Diponegoro Padang, Selasa (28/2/2023). Foto.asko

padanginfo.com-
PADANG- Wartawan senior Hasril Chaniago meminta budayawan dan senimam daerah ini harus mempertahankan Taman Budaya Sumbar sampai titik air terakhir sebagai "rumah" seniman, menyusul rencana pemprov Sumbar akan mengalihkanfungsikan satu zona bangunan untuk pembangunan hotel berbintang 5 di kawasan tersebut.


Di sisi lain, mantan Bupati Tanah Datar dua periode M Shadiq Pasadigue menyebut jika ada yang mengalihfungsikan taman budaya Sumbar menjadi hotel berarti orang tersebut tidak mengerti kebudayaan. Taman budaya Sumbar punya nilai  sejarah tersendiri, sehingga seniman dan budayawan patut menolak pembangunan hotel


Demikian ditegaskan Hasril Chaniago dan M Shadiq Pasadigue ketika tampil sebagai pembicara dalam diskusi bertajuk, " Rumah Seniman...., Masih Perlukah...!? yang digelar di komplek Taman Budaya Jalan Diponegoro Padang, Senin (28/2/2023).


Diskusi yang dipandu Dr Hermawan digagas Forum Perjuangan "Rumah" Seniman dan Budayawan (F-PRSB) Sumatera Barat dan dihadiri kalangan budayawan, seniman, akademisi dan undangan lainnya. 


Hasril Chaniago dalam paparannya mengutip biografi Hasan Basri Durin, waktu itu sebagai walikota Padang. Dalam biografi itu,  Padang banyak memiliki seniman dan budayawan  yang reputasi nasional, sebut saja AA Navis, Chairun Harun, Wisran Hadi dan Mursal Esten.


Reputasi itu telah mengangkat nama Padang ke tingkat nasional. Untuk itu, seniman harus memunyai tempat berkumpul. Taman Budaya yang dulunya setiap tahun dijadikan Padang Fair sebagai kegiatan pembangunan, perekonomian dan kebudayaan, akhir didirikan di situ  Pusat Kesenian Padang (PKP) 

kehadiran PKP membangkitkan semangat para seniman untuk berkreasi, termasuk jasa kalangan seniman telah mempromosikan karya-karyanya serta menampilkan kegiatan seni setiap diselenggarakan Padang Fair. Setelah PKP kemudian akhirnya menjadi Taman Budaya Sumatera Barat. Namun para seniman dan budayawan tetap "berumah" di situ.


"Jadi sewaktu Pak Hasan Basri Durin jadi walikota, kegiatan berkesenian di Padang tetap berdenyut. Seniman berjasa membangkitkan pembangunan di Padang," jelas penulis sejumlah buku biografi itu.


Hasril Chaniago bersama 9 orang seniman dan budayawan mengaku di undang rapat oleh Dinas PUPR Sumbar, 22 Desember 2022 di Hotel Daima Padang. Dalam rapat itu mencuat rencana Taman Budaya Sumbar pada zona dijadikan hotel. Namun, kata Chaniago kalangan seniman dan budayawan keberatan. 

"Kami keberatan, tutup saja rapat ini," kata Hasril Chaniago dalam pertemuan tersebut.


M Shadiq Pasadigue mengaku sangat keberatan jika taman budaya ini dialihkan fungsi menjadi hotel sehingga kalangan seniman daerah ini disingkirkan dari "rumahnya" sendiri



Shadiq mengetahui cikal bakal rumah seniman di Padang. Tahun 1975 didirikan PKP yang diketuai Alm Mursal Esten. Kemudian tahun 1978 dibentuk Taman Budaya dengan SK mendagri dan sejak itu, seniman Sumbar tidak pernah terusik.


"Sekarang ada rencana pembangunan hotel di taman budaya, sehingga seniman dan budayawan terusik. Kalau ada yang mengalihfungsikan berarti mereka tidak mengerti tentang kebudayaan," ujar Shadiq.


Shadiq melihat, warga kabupaten/kota di daerah ini akan bangga jika pembangunan gedung kebudayaan Sumatera Barat di Taman Budaya ini ada, sehingga mereka  bisa menampilkan karya-karya seni.


Bahkan, katanya, pembangunan gedung kebudayaan yang super canggih dapat memberi dampak ekonomi bagi pelaku UKM. Karena gedung itu bukan untuk ivent daerah,  tapi untuk ivent nasional dan initernasional.


"Sudah patut taman budaya ini menjadi "rumah" seniman Sumatera Barat, jangan diusik-usik lagi ," pungkasnya.


Koordinator F-PRSB, Rahmat Wartira berharap, tema diskusi, "Rumah  Seniman...., Masih Perlu" yang diusung itu harus kita jawab bersama dalam diskusi ini.


"Yang jelas rumah seniman adalah labor tempat seniman dan budawan beraktifitas," ucapnya. (ak)


Tag Terpopuler

×
Berita Terbaru Update