Notification

×

Indeks Berita

Kasus HIV AIDS di Bukittinggi Kembali Meningkat

Kamis, 11 Mei 2023 | Mei 11, 2023 WIB Last Updated 2023-05-11T03:18:01Z


padanginfo.com - BUKITTINGGI - Meningkatnya kasus HIV AIDS di Kota Bukittinggi pada tahun 2022 lalu, membuat Bukittinggi menjadi daerah kedua tertinggi di Sumatra Barat. Hal ini jadi sorotan penuh Pemko Bukittinggi, untuk segera melakukan antisipasi penanggulangan HIV AIDS.


Pemerintah Kota Bukittinggi gelar rapat koordinasi penanggulangan HIV AIDS. Rakor dilaksanakan di Aula Balaikota Bukittinggi, Rabu (10/05).


Kepala Dinas Kesehatan Bukittinggi, Linda Faroza, menjelaskan, situasi HIV AIDS di Kota Bukittinggi memang mengkhawatirkan. Jika didata dari tahun 2018, jumlah perkembangan kasus HIV dan AIDS cenderung menurun, tapi tahun 2022 lalu kembali meningkat.


“Tahun 2018 terdapat 75 kasus HIV dan 45 kasus AIDS, tahun 2019 ada 62 kasus HIV 41 kasus AIDS, tahun 2020 ada 34 kasus HIV 19 AIDS, tahun 2021 ada 27 kasus HIV 16 AIDS. Namun tahun 2022 ada 63 kasus HIV dan 36 kasus AIDS. Hingga Maret 2023, terdapat 16 kasus HIV 6 AIDS. Totalnya ada 278 kasus HIV dan 163 AIDS. Jika dihitung dari tahun 2008, terdapat 1064 kasus kumulatif ODHIV. Jumlah ini, membuat Bukittinggi berada pada peringkat dua jumlah kasus terbanyak di Sumbar,” jelasnya.


Walikota Bukittinggi, Erman Safar, menjelaskan, HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia, dapat menimbulkan berbagai penyakit yang disebut AIDS. Jika tidak ditangani dengan serius maka dapat menimbulkan kematian.


Infeksi HIV masih menjadi masalah kesehatan global dan nasional. Kasus HIV di kawasan Asia Tenggara menyumbang 1076 dari total beban HIV di seluruh dunia. Di Indonesia, prevalensi HIV di sebagian besar wilayah adalah 0,2656, termasuk Sumatera Barat.


Dijelaskan, pPada tahun 2030 merupakan tahun yang ditargetkan oleh global dan Nasional sebagai Ending AIDS yang dikenal dengan istilah The Three zero yaitu, Zero new HIV Infection (tidak ditemuan kasus HIV baru), Zero AIDS related death (tidak ada kematian akibat AIDS), Zero discrimination (tidak ada diskriminasi terhadap penderita HIV/AIDS),” ungkap Erman.


"Di Kota Bukittinggi sendiri, berdasarkan data laporan kasus dari seluruh Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang ada baik Rumah Sakit maupun Puskesmas bisa dipaparkan bahwa, angka komulatif penemuan kasus HIV mulai tahun 2008 sampai dengan Desember 2022 sudah mencapai angka 1064 orang," papar Erman.


Dilihat dari data 3 tahun terakhir, mulai 2018 sampai 2023, terdapat 278 kasus HIV di Bukittinggi, terdiri dari usia 20 sampai 24 tahun sebanyak 34 kasus. Usia 25 sampai 49 tahun terdapat 232 kasus dan usia lebih dari 50 tahun terdapat 12 kasus.


“Dari data itu, angka penemuan kasus tertinggi adalah pada usia 20 sampai 49 tahun dengan 232 kasus dan faktor resiko tertinggi berasal dari hubungan sex terutama pada kelompok LSL (Lelaki Sex Lelaki) sebanyak 50%,” ungkap Wako.


“Ini harus kita selesaikan bersama. Semua lini harus bergerak. Bagaimana pendalaman pendidikan berkarakter, bagaimana pendidikan karakter itu, bukan pada materinya, tapi lebih pada kegiatannya. Seperti kegiatan budaya dan pendekatan keluarga,” sebutnya.(mn)

Tag Terpopuler

×
Berita Terbaru Update