Notification

×

Indeks Berita


Seniman Rupa Sumbar Menuju “Puncak Kebudayaan” di Festival Pusako

Minggu, 15 Oktober 2023 | Oktober 15, 2023 WIB Last Updated 2023-10-15T00:43:13Z


padanginfo.com- PADANG- Seni rupa adalah unsur kebudayaan yang telah terbukti mampu bertahan menghadapi gilasan zaman. Anda mungkin pernah mendengar temuan-temuan lukisan dalam gua yang digoreskan manusia ribuan hingga belasan ribu tahun silam. Dalam konteks Sumatera Barat, kita mengenal keberadaan menhir batu di Nagari Maek Kabupaten Limapuluh Koto, arca-arca Hindu-Buddha yang ditemukan di Dharmasraya, maupun arsitektur surau dan rumah gadang yang masing-masing menjadi bukti peradaban masa silam.

Keberadaan Festival Pusako sebagai bagian Pekan Kebudayaan Nasional 2023 tak terlepas dari hasrat untuk merawat ingatan atas warisan-warisan kebudayaan tersebut. Dengan kesadaran itu pula para perupa Sumatera Barat melibatkan dirinya dalam helatan ini, dengan Yusuf Fadly Aser bertanggung jawab sebagai kurator seni rupa bekerja sama dengan co kurator Nessya Fitryona.

Menurut Aser, tantangan dalam merawat warisan kebudayaan adalah adanya anggapan keliru mengenai masa silam. “Masa silam sering dianggap sebagai kondisi yang telah lalu, mati, bahkan menjadi beban yang harus disingkirkan,” ungkap pendiri Komunitas Rumah Ada Seni tersebut.

Di lain sisi, kegiatan melestarikan nilai-nilai warisan leluhur baginya adalah keseruan tersendiri karena masa lalu tak jarang dianggap sebagai tata nilai yang mampu merumuskan masa kini dan tantangan masa yang akan datang.

Bicara soal pusako, Aser meyakini kebudayaan Minangkabau menempatkan suatu warisan sebagai jaminan kemaslahatan perlengkapan kehidupan masyarakat di masa mendatang. Dalam pengertian asalnya, pusako merujuk kepada warisan materiil berupa harta benda atau tanah untuk digarap. Namun warisan-warisan non materiil baginya juga perlu dijaga layaknya pusako.

“Pameran kali ini hendak mengajukan semacam pengalaman dialog kreatif terhadap masa lalu dalam pengalaman yang menggambarkan tradisi dengan berlandaskan tema 'Pusako'. Penting rasanya meninjau kembali pusako dalam tradisi Minangkabau yang kemudian menjadi rumusan ide dalam penggambaran gagasan,” papar alumni Pasca Sarjana ISI Yogyakarta tersebut.

Lebih lanjut ia menjelaskan karya-karya seni rupa yang akan ditampilkan pada Festival Pusako: karya remix art berjudul “Ahli Waris” oleh Angga Elpatsa, video animasi 3D berjudul “Sanak Cayia Badan Marosai” oleh Muhammad Iqbal alias Inyiak, lukisan akrilik berjudul “Bungo Kambang” oleh Imam Teguh Sugiyetri, Art Therapy oleh Dangau Studio, dan lukisan oleh Kamal Guci.

Selanjutnya seni instalasi berjudul “Pusako Nan Tasiso” oleh Muhammad Irvan, “Menyeruak ke Daerah Rantau” oleh Rara Almada Mutiara, kain bermotifkan ranji dengan tajuk “Keturunan Ibu” oleh Rizky Dwi Eka Putra, seni instalasi Mix Media berjudul “Persepsi Akal” oleh Romi Armon, lukisan “Berpikir Terbalik” karya Syahrial, dan pertunjukan titi Mattaoi (tato tradisional Mentawai).

Terdapat juga seni kontemporer berupa mural “Pangan” oleh Febridho, street art “Si Balang” oleh Firman Trinanda, “Better Letter” oleh Oki Harmayudi, “Talang Melawan” oleh Yudha Miranda, “Padusi Zaman Kini” oleh Nando Mushil, art attack 3D berjudul “Lurus Menopang, Timpang Menindih” oleh Eko Crowded dan Arif Bos, seni instalasi berjudul “Prosperity” oleh Erlangga, “Kamarkost Creative House” yang diinisiasi oleh Mardi Al Anhar dan Anisa Nabilla Khairo, dan “Tagurajai” oleh Kapten Moed.

Tidak ketinggalan pula karya kolaborasi tim kurator daerah dengan judul “Puncak-Puncak Kebudayaan Nasional” berlokasi di Live House Fabriek Bloc. Karya ini akan menunjukkan kepada Anda siapa sesungguhnya “raja” dalam wacana kebudayaan kita. Siapkan waktu Anda pada tanggal 11-15 Oktober 2023 untuk menyaksikannya secara langsung.(*/ak)


Tag Terpopuler

×
Berita Terbaru Update