Notification

×

Indeks Berita


Yayasan Ali Akbar Navis Gelar Dialog Sastra: Dunia Tokoh Karya AA Navis

Senin, 04 Desember 2023 | Desember 04, 2023 WIB Last Updated 2023-12-04T03:20:22Z
Dialog sastra membaca kembLi AA Navis


padanginfo.  com- PADANG-—Menyonsong 100 tahun dan perayaan 99 tahun sastrawan termasyhur AA Navis, Yayasan Ali  Akbar Navis menggelar Dialog Sastra: Dunia Tokoh  Karya AA Navis pada Selasa, 5 Desember 2023  di Gedung Pascasarjana FISIP Universitas Andalas, Jalan Situjuah No 1 Jati Padang.

Dialog sastra yang dimulai pukul 09.00 menghadirkan E.S. Ito atau Eddri Sumitra sebagai narasumber, dan dua pembahas: Ivan Adilla dan Heru Joni Putra, serta ang mengatur jalannya dialog adalah Pandu Birowo. Dialog ini juga menghadirkan pertunjukan musik puisi “Dermaga Lima Sekoci” oleh Wendy HS dan Jumaidil Firdaus.

Menurut Dedi Andika, Ketua Badan Pengurus Yayasan Ali Akbar Navis, dialog sastra ini merupakan salah satu kegiatan mengenang 100 tahun AA Navis yang diwujudkan dalam kerja kolaborasi dengan pelbagai perguruan tinggi di Sumatra Barat.

“Untuk pertama ini kita kerja sama dengan Program Studi Magister Ilmu Komunikasi FISIP yang kita gelar Selasa 5 Desember 2023. Dialog Sastra ini akan terus digelar kerja sama dengan perguruan tinggi lainnya,” kata Dedi Andika Minggu 3 Desember 2023 di Padang.  

Kegiatan yang akan digelar berkesinambungan hingga genap 100 tahun AA Navis pada 17 November 2024.

Koordinator Pelaksana Dialog Sastra: Dunia Tokoh  Karya AA Navis, Sudarmoko mengatakan, kegiatan ini mengundang kalangan guru-guru sastra dan bahasa Indonesia, mahasiswa ilmu humaniora, penggiat literasi dan pengelola taman bacaan, budaawan, seniman, dan pihak perguruan tinggi yang memiliki jurusan sastra dan bahasa Indonesia, dan masyarakat umum.

E.S. Ito sebagai narasumber dalam Dialog Sastra ini merupakan salah seorang novelis Indonesia dan penulis skenario film “Robohnya Surau Kami”. Novelnya ang terkenal adalah Negara Kelima (2005), Rahasia Meede (2007), dan karya skenario filmnya “Republik Twitter” (2011), “Joy in Bancah” (Film Dokumenter), Brata (2018), dan Komsi Komsa (2021).

Ia lahir pada 21 Juni 1981 di Kamang Hilir, Kabupaten Agam, Sumatra Barat yang merupakan almamater SMA Taruna Nusantara Magelang (1999)

Dua pembahas dalam Dialog Sastra: Dunia Tokoh  Karya AA Navis adalah Ivan Adilla merupakan seorang akademisi di FIB Univesitas Andalasdan juga seorang kritikus sastra. Ivan Adilla menelesaikan S3 Ilmu Sastra di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Sedangkan Heru Joni Putra seorang penyair Indonesia dan kolumnis. Ia menamatkan pascasarjana di Universitas Indonesia.

AA Navis dan Apresiasi UNESCO

Dilansir dari situs kemedikbud, pada hari penutupan Sidang Umum ke-42 UNESCO tanggal 22 November 2023 yang berlangsung di Paris, Prancis, Direktur Jenderal UNESCO mengumumkan bahwa hari lahir dua tokoh kenamaan Indonesia ditetapkan sebagai hari perayaan tingkat internasional di UNESCO.

Kedua tokoh tersebut adalah sastrawan termasyhur A.A. Navis dan pejuang wanita asal Aceh, Keumalahayati. Penetapan ini berlangsung di sesi sidang Plenary Report dari rangkaian Sidang Umum UNESCO ke-42.

 Sebagai informasi, AA Navis, adalah seorang penulis dan budayawan terkemuka Indonesia. Kontribusinya terhadap sastra Indonesia menjadikannya sosok yang ikonik di dunia sastra. A.A. Navis menghasilkan sejumlah besar publikasi dan bekerja sebagai guru bagi penulis lain selama hidupnya.

Pengusulan penetapan peringatan 100 tahun kelahiran Ali Akbar Navis (1924-2003) mendapat dukungan dari Malaysia, Federasi Rusia, Thailand, dan Togo.

Sementara Keumalahayati merupakan salah satu tokoh heroik perempuan paling awal di Indonesia. Ia diakui sebagai pahlawan nasional atas keberanian, kepemimpinan, dan kontribusinya yang signifikan dalam membela tanah air.

Dia dibesarkan di wilayah yang terkenal dengan tradisi maritimnya yang kuat dan mengenal dunia peperangan laut sejak usia muda. Ayahnya, Laksamana Mahmud Syah, adalah seorang panglima angkatan laut armada Aceh yang terampil dan dihormati, dan ia mewariskan ilmu dan keahliannya kepada putrinya.

Ketika ayahnya meninggal dunia sehingga jabatannya kosong, Sultan Alauddin Riayat Syah dari Aceh mengangkat Keumalahayati sebagai Laksamana baru, mengingat bakat, keterampilan, dan tekadnya. Jabatan Panglima Angkatan Laut Kesultanan Aceh menjadikan Keumalahayati sebagai laksamana wanita pertama dalam sejarah Indonesia dan Asia Tenggara.

Dalam masa kejayaannya, Keumalahayati berhasil membuktikan bahwa dirinya merupakan pemimpin yang cakap di tengah skeptisisme terhadap perempuan. Pengusulan penetapan peringatan 475 tahun kelahiran Keumalahayati (1550-1615) mendapat dukungan dari Malaysia, Federasi Rusia, Thailand dan Togo.

Penetapan peringatan atas tokoh ternama di negara anggota UNESCO memiliki kriteria penentuan berdasarkan tahun kelahiran atau kematian tokoh; terkait dengan cita-cita dan misi organisasi dalam bidang pendidikan, budaya, ilmu pengetahuan alam, ilmu sosial dan kemanusiaan, serta komunikasi; diusulkan dengan mempertimbangkan keterwakilan gender; hanya dapat diusulkan secara anumerta, serta peristiwa yang memiliki cakupan universal atau setidaknya signifikansi regional; minimal di dukung oleh 2 negara, memiliki dampak besar bagi negara ataupun dunia, dan sebagainya.

Dua tokoh ternama dari Indonesia ini sekaligus mengukuhkan prestasi Indonesia dalam UNESCO selama periode Sidang Umum UNESCO ke-42 di tahun 2023 ini, di mana Indonesia berhasil terpilih sebagai anggota Dewan Eksekutif UNESCO, menjadi anggota Dewan International Programme for the Development of Communication (IPDC), Meresmikan Indonesian Corner di markas besar UNESCO, serta penetapan Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi sidang umum UNESCO.(*/ak)

Tag Terpopuler

×
Berita Terbaru Update