 |
| Kepala Staf Kepresidenan Jendral TNI (Purn) Moeldoko pimpin peringatan Peristiwa Situjuah ke-70 pada Selasa (15/1/2019) di lapangan Chatib Sulaiman Situjuh Batua, Kecamatan Situjuah Limo Nagari, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. |
Kegiatan ini juga merupakan rangkaian mengenang 70 tahun gugurnya Chatib Sulaiman pada 15 Januari 1949 bersama 68 pejuang kemerdekaan lainnya di Nagari Situjuah, Lima Puluh Kota, Sumbar.
Ketua Pelaksana Satria Haris mengatakan, seminar nasional digelar sebagai salah satu usaha untuk membuka kembali ingatan kolektif masyarakat, terutama generasi milineal di Sumatera Barat tentang sosok pejuang kemerdekaan Indonesia Chatib Sulaiman.
“Seminar bertaraf nasional ini juga dikesankan sebagai salah satu upaya melengkapi syarat pengajuan pejuang kemerdekaan Chatib Sulaiman sebagai pahlawan nasional. Selain itu, ada dua buku tentang Chatib Sulaiman juga akan dibedah,” kata Satria Haris, Rabu, pekan lalu .
Seminar menampilkan pembicara Asvi Warman Adam (sejarawan dan peneliti dari LIPI), Wannofri Samry (Ketua MSI Sumbar) dan Amril Amir (Ketua DHD 45 Sumbar). Dibagian lain untuk perbincangan buku Berjuang dan Gugur untuk Kemerdekaan Indonesia karya Hikmat Israr dibedah Hasril Chaniago (wartawan dan peminat sejarah) dan buku karya Fikrul Hanif Sufyan berjudul Sang Republiken (Biografi Chatib Sulaiman 1924-1949) dianalisis Mestika Zed (Guru Besar Sejarah UNP).
Lalu lintas diskusi akan diatur Israr Iskandar dari Jurusan Sejarah FIB Unand dan Andahayani, perempuan jurnalis dari Classy FM Padang. Juga dalam kegiatan itu akan diluncurkan Yayasan Chatib Sulaiman.
“Seminar nasional, bedah buku, dan peluncuran Yayasan Chatib Sulaiman, merupakan salah satu rangkaian memperingati gugurnya para pejuang kemerdekaan yang dikenal dengan Peristiwa Situjuah pada 15 Januari 1949 lalu. Ada 69 pejuang yang gugur dibantai Belanda, termasuk salah satunya Chatib Sulaiman. Kita berharap dalam kegiatan semua pihak ikut berpastisipasi,” jelas Satria Haris.
Sementara itu, menurut Sudarman Khatib Datuak Babangso, Ketua Yayasan Chatib Sulaiman, Peristiwa Situjuah adalah mata rantai yang tak bisa dipisahkan dengan eksistensi Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) 1948-1949 di Sumatera Tengah.
“Chatib Sulaiman salah satu pejuang yang ikut dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Sebelum gugur dalam peristiwa berdarah di Situjuah, Chatib Sulaiman dipercaya sebagai Ketua Markas Pertahanan Rakyat Daerah dalam “struktur” PDRI. Chatib Sulaiman memimpin rapat penting di Lurah Kincia, Situjuh Batua, Kecamatan Situjuah. Rapat penting itu diketahui Belanda, maka terjadilah peristiwa berdarah yang kita diperingati setiap tahu,” terang Sudarman Khatib Datuak Babangso.
Ia berharap, peringatan 70 Tahun Peristiwa Situjuah dan dan gugurnya Chatib Sulaiaman ini akan membuka lebih lebih luas ingatan kolektif, terutama generasi muda.
“Kita berharap kegiatan seminar ini jadi salah langkah penting untuk bisa menjadikan Chatib Sulaiman sebagai pahlawan nasional,” ujar Sudarman Khatib Datuak Babangso dan Satria Haris.
Selain itu, tambah Sudarman Khatib Datuak Babangso, sebagai wujud penghormatan kepada perjuangan Chatib Sulaiman, beberapa ruas jalan utama di berbagai kota diberi nama jalan seperti di Kota Padang.
“Namun, kami berharap penulisan namanya dikoreksi agar tepat, yakni Chatib Sulaiman. Selama ini ditulis “Jalan Khatib Sulaiman,” harapnya.
Dijadwalkan, kegiatan ini akan dihadiri Gubernur Sumatera Barat, pejabat dari Kemensos, Wali Kota Padang, Bukittinggi, Padang Panjang, Bupati Lima Puluh Kota dan Agam, Dinas Sosial Sumatera Barat dan Padang, mahasiswa, anggota DHD 45 Sumbar, MSI, guru dan mahasiswa sejarah, serta pegiat literasi di Sumatera Barat.
Rangkaian memperingati 70 Tahun Peristiwa Situjuah dan Gugurnya Chatib Sulaiman telah dilangsungkan sejak tanggal 15 Januari 2019 dengan kegiatan upacara dan tabur bunga yang dihadiri Kepala Staf Kepresidenan Jendral TNI (Purn) Moeldoko. Selanjutnya, talkshow tentang Chatib Sulaiman dan Pengusulan sebagai Pahlawan Nasional di Radio Classy FM dan Padang TV dengan narasumber para sejarahwan. (mp)
