PARIAMAN
PARIAMAN- padanginfo.com- Lama mengabdi sebagai pejabat di lingkup Pemko Sawahlunto
tidak membuat Buyung Lapau lupa pada kampung kelahirannya. Jarak tempuh Sawahlunto-Padang Pariaman dengan
kendaraan roda empat hanya memakan sekitar
2,5 jam.
Bersama istri dan anaknya, Buyung Lapau yang kerap disapa Boy
itu, jika tidak berhalang dinas keluar
kota, setiap akhir pekan ia luangkan
waktu pulang kampung di daerah Barangan IV,
Padang Pariaman. Waktu libur itu digunakan untuk bersilaturahmi
dengan orang tua, keluarga besar, sanak
family dan kawan-kawan alumni sekolah, juga almameter.
“Bila ada kesempatan saya berdiskusi sama teman-teman di
kampung. Kadang kami membagi pengalaman
hidup sebagai PNS, pengusaha, termasuk pula dengan teman alumni. Kadang kami
bahas juga soal kemajuan kampung halaman, tentang kelebihan dan kekurangannya,”
ujar Boy, ketika ditemui, Sabtu pekan lalu.
Boy sudah 27 tahun mengabdi sebagai PNS. Terakhir, penyandang
program S2 di Universitas Gajah Mada itu menjabat sebagai Kepala Badan
Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kota Sawahlunto. Kemudian, tahun
2019, ia ditarik Walikota Pariaman Genius Umar
sebagai Kepala BPKAD.
Belakangan sosok ,
tamatan STIE LAN RI Jakarta itu makin berkibar dikancah politik lokal.
Disejumlah pemberitaan, ia mengaku siap bertarung di pilkada Kabupaten Padang
Pariaman sebagai calon bupati pada September 2020.
“Setelah mendapat dukungan dari berbagai elemen masyarat, saya
kemudian merenung panjang. Akhirnya saya siap maju sebagai calbup Padang
Pariaman,” ujar Boy, kelahiran 1964 ini.
Itu sebab, sebelum pendaftaran ditutup, Boy “ bersama timnya “
melamar” ke PKB dan Golkar sebagai calon bupati Padang Pariaman periode 2020-2025. Ia tidak menampik, keinginannya
bertarung di bertarung pada pilkada serentak nanti terletak ditangan dua partai
pengusung tadi.
Sejak mendaftar di dua partai tadi, Boy kerap melakukan
komunikasi politik, termasuk juga menyerap aspirasi masyarakat guna mewujudkan
Padang Pariaman yang lebih maju. Meski latar belakangan pekerjaannya tidak
pernah pergi dari urusan pengelolaan keuangan Negara dan daerah, namun ia bakal
punya program tentang keuangan nagari dan desa yang harus bisa dimanfaatkan
menjadi nilai tambah.
Boy agaknya belum mau menyebut program intinya sebagai calon
bupati. “Padang Pariaman ini punya potensi tersembunyi yang akan kita
kembangkan. Transparansi dalam pembangunan harus dikedepankan agar masyarakat
jorong dan dusun tahu,” kata tamatan D3 Unand 1989 itu singkat.
Peraih, Satya Lencana Karya Satya
10 tahun tahun 2010 dan Satya Karya Satya 20 tahun 2015 dari Presiden RI itu, kini sedang
menunggu hasil “lamar”nya di dua partai tadi. Tekadnya maju sebagai calgub sudah
bulat, meski nanti mahkamah konstitusi (MK) menetapkan PNS harus mundur bila ingin mencalonkan diri
sebagai bupati, maka Boy mengaku siap
mundur. Semoga (asril koto)