![]() |
Sekdako Sawahlunto Dr Ambun Kadri (tengah). |
"Ini komitmen keseriusan Pemerintah Kota melindungi pelajar dari bahaya Covid-19," ujar Ambun Kadri Sekretaris Daerah Kota Sawahlunto saat melakukan monitoring penerapan protokol Covid ke sejumlah sekolah menengah se Kota Sawahlunto, Selasa (14/7).
Disebutkan wanita yang pernah menjabat Kepala Dinas Kesehatan di dua kota berbeda ini mengatakan, Pemko Sawahlunto mendukung pembelajaran di sekolah, karena pendidikan adalah elemen utama dalam pembangunan, namun semua pihak harus komitmen mengutamakan keselamatan anak didik.
Sekda juga mengingatkan bahwa tugas berat bersama adalah mempertahankan Sawahlunto tetap Zona Hijau, jangan sampai setelah sekolah buka, terpaksa ditutup kembali. "Meski Zona hijau yang diizinkan melakukan proses belajar di sekolah, namun bukan berarti bebas," ujarnya.
Justru wajib disiplin ketat menerapkan protokol kesehatan untuk mengantisipasi penularan" tegas Ambun kepada sejumlah guru dan Kepala Sekolah yang dikunjunginya.
Ambun juga membuka dialog dengan pelajar di sekolah yang dikunjunginya. Pada pertemuan dengan pelajar itu, Ambun Kadri berpesan kepada siswa untuk mendukung pencegahan Covid-19, melalui disiplin memakai masker, cuci tangan pakai sabun, membawa bekal dari rumah, dan setelah sekolah langsung pulang ke rumah, jangan berkumpul-kumpul.
Hestia pelajar SMPN2 Sawahlunto kepada Ambun mengatakan kegembiraannya bersekolah kembali, selama ini sudah banyak teman-teman sebayanya yang jenuh belajar dirumah.
Saat monitoring tersebut sejumlah sekolah sudah memulai pembelajaran tatap muka dengan membatasi jumlah siswa dan mengatur jarak dalam kelas seperti di MAN Beringin, SMPN 2 dan MAS Lunto. Semua sekolah sudah melakukan prosedur pengecekan suhu tubuh dengan termogun dan memiliki fasilitas cuci tangan.
Sementara di SMKN 2 proses belajar di sekolah akan dimulai rabu 15 Juli 2020. Kepala Sekolah SMKN 2 Sawahlunto Dra.Nusriwati, MPd menjelaskan pihaknya akan menerapkan sistem Blended learning, yakni pembelajaran tatap muka dan pembelajaran daring.
Sistem ini diterapkan mengingat 30 % siswa dan guru SMKN 2 Sawahlunto, berasal dari luar daerah. Proses belajar tatap muka diprioritaskan bagi murid yang berdomisili di Sawahlunto, sementara siswa asal luar daerah tetap menjalani sistem belajar daring.
Selain telah menyiapkan termo gun, sanitizer dan tempat cuci tangan di setiap ruang kelas, SMKN2 juga menyediakan faceshield bagi semua tenaga pengajar.(tety/tis)