Notification

×

Indeks Berita

Melalui Cara Unik Audy Joinaldy Kenalkan Sejarah Indonesia Kepada Anak

Senin, 14 Desember 2020 | Desember 14, 2020 WIB Last Updated 2020-12-14T06:33:18Z

 

Audy Joinaldy bersama keluarga di Museym Rumah Kelahiran Bung Hatta.

padanginfo.com - BUKITTINGGI - Mengenalkan sejarah kepada anak sejak dini, ibaratkan menanam bibit yang baik, seahingga akarnya akan kuat dan kelak akan menghasilkan pohon yang baik. Namun mengenalkan anak kepada sejarah memang bukan hal yang mudah.

Calon Wakil Gubenur (Cawagub) Sumatera Barat (Sumbar), Audy Joinaldy memiliki cara unik sendiri untuk memperkenalkan sejarah kepada anak-anaknya. Dengan konsep Edutaiment, Audy kenalkan sejarah melalui Museum Rumah Kelahiran Bung Hatta. Berlokasi di Jalan Soekarno-Hatta No 37, Bukittinggi, Sumatera Barat, tak terlalu jauh dari Pasar Bawah.

"Saya ajak anak-anak supaya tahu sedikit tentang sejarah walau masih kecil-kecil. Bahwasannya Bung Hatta adalah Wakil Presiden Pertama Indonesia sembari jalan-jalan di Bukittinggi bagian bentuk relaksasi. Ia juga merupakan salah satu tokoh pendiri bangsa Indonesia," kata Audy saat mengelilingi Rumah Sang Proklamator dari Minangkabau tersebut.

Berdasarkan keterangan pemandu museum, Amzal, Di rumah sederhana inilah Bung Hatta sempat tinggal hingga berusia 13 tahun. Ia tinggal bersama sang kakek, Syech Adurrachman, yang dikenal pula sebagai Syech Batuhampar.

Bung Hatta menjalani pendidikan sekolah dasarnya di Europese Lageree School (ELS) Bukittinggi dan menghabiskan hari di rumah kayu yang didirikan sekitar 1860-an itu. 

Rumah itu terdiri atas bangunan utama, paviliun, lumbung padi, dapur, kandang kuda, dan kolam ikan. 

Dilansir dari laman museumindonesia.com, Namun, rumah itu runtuh pada 1960-an akibat usianya sudah semakin tua. Sebelum dibeli oleh Haji Sabar, bangunan belakang rumah tersebut masih berfungsi dan dihuni oleh beberapa keluarga secara bergantian.

Atas gagasan Ketua Yayasan Pendidikan Bung Hatta, rumah kembali dibangun ulang untuk memberi gambaran masa kecil sang proklamator di Bukittinggi. Penelitian pembangunan ulang dimulai pada November 1994 setelah tanah dibebaskan Pemerintah Kota Bukittinggi, sementara pembangunan dimulai pada 15 Januari 1995. 

Rumah itu dibangun mengikuti bentuk aslinya yang terekam di memoir Bung Hatta dan berbagai foto/dokumentasi milik keluarga Bung Hatta. Rumah itu kemudian diresmikan pada 12 Agustus 1995, bertepatan dengan hari lahir Bung Hatta sekaligus untuk merayakan 50 tahun Indonesia Merdeka. 

Sementara itu, Amzal menceritakan, semasa kecil Bung Hatta jarang tidur di rumah, lantaran kebiasaan laki-laki di Minangkabau sedari kecil adalah tidur di surau guna menimba ilmu agama.

Bagi Audy, Bung Hatta merupakan sosok yang harus dicontoh oleh seluruh masyarakat, terutama generasi muda. Menurut Audy, konsep 'Kembali ke Surau' ala Minangkabau harus diteladani anak jaman kini.

"Anak-anak jaman sekarang harus belajar silat, mengaji, agama. Rajin belajar menyerap informasi positif sebanyak-banyaknya dan meneladaninya," tutur Audy.

Selain itu Audy juga mengatakan, Bung Hatta merupakan sosok pemimpin yang memiliki integritas tinggi.

"Bung Hatta merupakan politisi yang berlatar belakang seorang akademisi. Ia merupakan sosok pemimpin berintegritas tinggi khususnya dalam pembangunan bangsa," ucap Dosen Fakultas Peternakan UGM ini.(*)

Tag Terpopuler

×
Berita Terbaru Update