Inilah Drone Sprayer yang digunakan untuk melakukan penyemprotan lahan sawah.
Padanginfo.com-PESSEL- Penerapan
Drone Sprayer di sektor pertanian merupakan terobosan baru untuk meningkatkan
hasil panen yang maksimal. Dengan drone yang mempunyai daya angkut maksimal 20
liter dan dapat melakukan penyemprotan 1 hektar dalam waktu 7 menit,
penyemprotan pupuk cair pada tanaman menjadi jauh lebih efisien.
Hal itu diungkapkan
Gubernur Sumbar Mahyeldi, didampingi Wakil Bupati Pesisir Selatan Rudi
Hariyansyah saat meluncurkan teknologi drone sprayer yang dilakukan
Kelompok Tani Bunga 2 Punggasan di Nagari Padang IX Punggasan Kecamatan
Linggo Sari Bangganti Kabupaten Pesisir Selatan , Ahad 23 Januari 2022.
Dipilihnya kelompok
Tani Bunga 2 sebagai percobaan juga mengingat pertumbuhan pesat yang dialami
kelompok ini sejak Pemprov Sumbar mendorong petani untuk beralih dari sistem
pertanian kimia ke pertanian organik, guna meningkatkan pendapatan petani.
Diketahui pada Agustus
2021 lalu, gubernur melakukan panen padi organik perdana di Pesisir Selatan
bersama Kelompok Tani Bunga 2. Saat itu, lahan organik yang dikelola baru
seluas 1,5 hektar dengan hasil produksi mencapai 6,8 ton per hektar. Meski
begitu, Pemprov Sumbar terus mengupayakan peningkatan produksi pertanian lewat
sistem pertanian organik di Kabupaten Pesisir Selatan, hingga kini telah mampu
memproduksi 9,2 ton per hektar dengan luas lahan yang jauh lebih besar.
Menerapkan sistem
pertanian organik di masyarakat bukanlah hal mudah, mengingat masih adanya
ketakutan masyarakat akan terjadi gagal panen. Ketakutan ini umumnya disebabkan
karena para petani belum megetahui bagaimana menerapkan sistem pertanian
organik secara ideal.
Namun, berkat pembinaan
yang terus dilakukan terhadap kelompok-kelompok tani di Pesisir Selatan, saat
ini total lahan yang dikelola lewat sistem pertanian organik telah meningkat
menjadi lebih 200 hektar dari total 336 hektar lahan.
Sebagai contoh, di
Kelompok Tani Bunga 2, hasil produksi meningkat jauh dibandingkan panen pada
Agustus 2021 silam. Dimana hasil panen padi kimia memproduksi 7,2 ton per
hektar, sementara hasil panen padi organik meningkat dari 6,8 ton menjadi hingga
9,2 ton per hektarnya. Adanya peningkatan hasil produksi yang cukup signifikan
ini disebabkan oleh lebih banyaknya rumpun dan bulir padi yang dihasilkan
melalui sistem pertanian organik.
Tak hanya itu, dari
segi pengelolaan, sistem pertanian organik dapat menghemat biaya pemeliharaan
hingga 29%. Itu baru dari biaya produksi saja, belum lagi harga jual gabah per
kilogram nya yang juga lebih tinggi. Sehingga memberikan keuntungan yang sangat
signifikan bagi petani.
Sekretaris Kelompok
Tani Bunga 2, Pipit Yustria, mengatakan pihaknya ingin hasil ini benar-benar
dapat menjadi tambahan bagi ekonomi masyarakat, khususnya yang mengelola
pertanian padi. Ia juga menghimbau kelompok tani lainnya yang ingin melakukan
studi untuk datang ke Pessel.
"Selisih
keuntungan kami dengan menerapkan sistem pertanian organik lebih dari 42 juta
rupiah per hektarnya. Kami sangat terbuka untuk membagi ilmu kepada kelompok
tani lain yang juga ingin mendapatkan manfaat yang sama," ujar Pipit.
Ia juga berterimakasih
kepada pemerintah atas bantuan dan bimbingan yang diterima kelompoknya. Pipit
berharap ke depan dapat dibantu untuk melakukan uji laboratorium terhadap hasil
produksi pertanian organik Kelompok Tani Bunga 2.
"Kami yakin, beras
yang dihasilkan berkualitas bagus dan lebih baik untuk kesehatan, karena itu
kami mohon bantuan pada pemerintah untuk uji laboratorium," pintanya.
Teknologi drone sprayer
baru pertama kali di uji coba di Sumatera Barat. Bahkan di Pulau Sumatera dengan
Kelompok Tani Bunga 2 Kecamatan Linggo Sari Baganti, Kabupaten Pesisir selatan
sebagai pelopornya.
Demikian Siaran Pers Dinas Komunikasi Informasi dan Statistik Pemprov Sumbar yang disampaikan melalui Media Centre Pemprov Sumbar.(in)