Notification

×

Indeks Berita

Satu Abab Tamansiswa, Ketua DPRD Sumbar: Darah Biru Ki Hajar Dewantara Tidak pernah Bedakan Dirinya dengan Masyarakat kebanyakan

Minggu, 03 Juli 2022 | Juli 03, 2022 WIB Last Updated 2022-07-03T06:51:40Z



Ketua DPPR Sumbar bertindak selaku irup pada satu aban Tamansiswa di Padang (ist)

padanginfo.com-
PADANG- Ketua DPRD Sumbar Supardi mengatakan, meskipun Ki Hajar Dewantara dari darah biru, namun tidak pernah membedakan dirinya dengan masyarakat kebanyakan.


Demikian dikatakan Supardi, selaku irup satu abad Tamansiswa, di Padang, Minggu (3/7/2022). Upacara digelar di Kampus Tamansiswa Padamg dihadiri pimpinan akademisi, instansi, alumni SD (Taman Muda),SM (Taman Dewasa),SMA (Taman Madya), STM (Taman Karya), maupun Universitas (Pendidikan Tinggi),


Supardi juga menerangkan Ki Hajar Dewantara ikhlaskan dirinya untuk menikmati penjara di negri Belanda, karena protes dengan membuat artikel "andai aku seorang Belanda" yang intinya menolak kegiatan 100 tahun berdirinya negara Belanda dan diadakan di daerah jajahan.


Selama di penjara, Ki Hajar Dewantara belajar untuk mengakumulasi antara pendidikan Eropah dan Asia yakni perpaduan Belanda dan India, yang bisa diterapkan di Indonesia.


"Semboyan Ki Hajar Dewantara yang sangat perlu diterpakan adalah ing ngarso sungtulodo (di depan sebagai petunjuk) ingmadya mangunkarso (ditengah sebagai pendorong), tutwuri Handayani (dibelakang sebagai pendorong), artinya guru sebagai contoh untuk perbaikan dan kebaikan," tegas Supardi, Minggu (3/7/2022).


Ditambahkannya, konsep tiga dinding Ki Hajar Dewantara, dengan tidak membuat jarak antara pendidik dan yang didik, serta memanusiakan-manusia,  merupakan konsep terbaik Ki Hajar Dewantara.


"Meskipun mengadopsi sebagian sistem Barat, namun Tamansiswa tidak mau memasukkan kurikulum berbau Belanda pada pendidikannya, sehingga sempat sekolah ini sempat dibekukan, namun Tamansiswa tetap teguh dengan berbagai pertimbangan, untuk kebaikan bangsa ini," tutur Supardi lagi.


Ketua DPRD Sumbar Supardi juga mengulas sedikit perkembangan berdirinya Tamansiswa di Sumatera Barat, berawal dari Pasaman selanjutnya pindah ke Sawahan Padang, dan akhirnya ketika mendapat bantuan tanah dipindahkan ke Padang Baru sampai saat ini, yang didirikan Ki Haji Yusuf Nur, saat ini dilanjutkan Anaknya Ki Irwandi Yusuf anaknya.


Selain mengulas Tamansiswa, Supardi juga menyampaikan rasa prihatin pada guru-guru, termasuk pegawai honor yang pada tahun depan belum jelas apa gimana posisinya, jumlahnya mencapai ribuan.


"Ki Hajar Dewantara mengajarkan kita sebagai guru, karena guru bukan hanya mendidik di kelas, tapi juga sebagai guru anak-anak di rumah, sebagai guru di tempat bekerja, dan juga tempat lainnya, untuk menciptakan kebaikan," tambah Supardi lagi.


Sebelum acara puncak berbagai kegiatan sudah terlebih dahulu dilakukan keluarga besar Tamansiswa Padang, diantaranya melepas bibit penyu di pantai Air Manis, lomba memasak rendang, donor darah, dan juga jalan santai serta acara hiburan (ak)


Tag Terpopuler

×
Berita Terbaru Update