Notification

×

Indeks Berita

Festival Pamenan Minangkabau (FPM) 2022 Harus Jadi Virus bagi Komunitas Seni

Kamis, 03 November 2022 | November 03, 2022 WIB Last Updated 2022-11-03T09:48:15Z

 

 


Dr. Yusril Katil dan Kepala Dinas Kebudayaan Sumbar ketika memberi keterangan pers terkait penyelenggaran Festival Pamenan Minangkabau (FPM) 2022 , di Padang,  Kamis (3/11/2022)

padanginfo.com
-PADANG-  Festival Pamenan Minangkabau (FPM) 2022 harus  menjadi virus  yang harus ditularkan kepada komunitas seni lainnya, menyusul vakumnya aktifitas kesenian akibat pandemi hampir 3 tahun terakhir  melanda negeri ini

Direktur  Program FPM 2022 Dr. Yusril Katil menyebut,  Festival ini akan memberi spirit buat pelaku seni untuk bangkit berkarya pasca pandemi,  juga mendorong pelaku dunia usaha berkolaborasi menampilkan produk kuliner mereka pada ivent ini.

“Tak ada kata terpuruk bagi pelaku seni dan dunia usaha, kita harus bangkit, bahkan dalam ivent ini kita juga mengundang pengusaha yang bisa membeli produk seni untuk dijual di daerah mereka,” kata Yusri,  yang diampingi Kadis Kebudayaan Sumbar Syaifullah dan Kurator Nasrul Azwar  dalam jumpa pers di Dinas Kebudayaan Sumbar, Kamis (3/11/2022)

Festival Pamenan Minangkabau (FPM) 2022 akan digelar di Istano Si Linduang Bulan Pagaruyaung, Tanjung Ameh, Tanah Datar, pada 11-13 November 2022 akan dibuka Gubenur Sumbar. Festival ini didukung penuh Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi dalam bentuk program hibah

Fokus festival ini adalah  pemanfaatan ruang Minangkabau termasuk sebagai ruang publik produktif bagi pelaku budaya dan masyarakat luas. salah satu upaya merawat, reaktualisasi kekayaan  emeliharaan, penyelamatan dan kemanfaatan seni dan budaya Minangkabau, sekaligus merealisasikan 10 objek pemajuan kebudayaan Nomor 5 Tahun 2017 untuk kesejahteraan masyarakat.

Festival ini diklasiikasikab dalam bagian utama:

1. Pamenan Seni Tradisi Anak Nagari (randai, cimuntu, lukah gilo, saluang dan dendang, musik talempong, permainan tradisi anak nagari dan makanan khas Minangkabau dan lain sebagainya)

2. Pementasan Seni Inovasi (Modern) Berbasis Tradisi Minangkabau (musik, tari, teater, dan kolaborasi lainnya)

3. Pameran Digital Naskah dan Foto 60-an hingga 2020 dalam bentuk digital dan konvensional sebagai upaya merawat ingatan kolektif publik atau masyarakat terhadap sejarah perjalanan teater di Sumatera Barat

4. Diskusi Kelompok Terpumpun (DKT) dengan tema “Mengoptimalkan Fungsi Rumah Gadang sebagai Ruang Publik” yang akan diikuti ninik mamak, budayawan, seniman, akademisi, bundo kanduang, dan lainnya

5. Balai Pamenan Cepak Tanah Data), Ekspo UMKM dan sovenir lainnya

“Titik berangkat perancangan festival ini dimulai dari konsep pamenan sering digunakan pepatah, petitih, pasambahan, masyarakat Minangkabau mempunyai empat tempat untuk melakukan aktivitas sosialnya termasuk (rantau/galanggang), dan balai adat mengkolaborasikan dalam peristiwa budaya dengan kerangka kreatif ‘inspirasi rumah gadang’ dengan mengoptimalkan ruang,” kata Yusril Katil

Dijelaskannya, setelah melewati proses dan kerja kuratorial, ada 16 kelompok yang akan tampil pada Festival Pamenan Minangkabau ini dengan genre dan basis kreatif yang berbeda. Semua tampil memanfaatkan ruang halaman rumah gadang. “Kegiatan ini juga dikombinasikan dengan aktivitas usaha souvenir dan makanan khas dari nagari-nagari kita buka untuk pelaku usaha selama iven ini berlangsung. Selain itu, ada juga permainan tradisi sipak rago dan cimuntu,” terang Yusril Katil, yang juga pengajar di ISI Padang Panjang ini. (ak)

Tag Terpopuler

×
Berita Terbaru Update