Notification

×

Indeks Berita

Wakil Ketua DPRD Sumbar Irsyad Syafar: Kebudayaan Lokal Tergerus Akibat Pengaruh Globalisasi

Senin, 06 Februari 2023 | Februari 06, 2023 WIB Last Updated 2023-02-06T08:43:35Z

 


Disaksikan Wagub Audy, Wakil Ketua Irsyad Syafar menerima nota penjelasan pelestarian dan pemajuan kebudayaan daerah dari fraksi. Foto. Hms DPRD

padanginfo.com
-PADANG-- Dalam Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah (PPKD) Provinsi Sumatera Barat 2018 sebagaimana tertuang dalam Naskah Akademik Ranperda tentang Pelestaûan dan Pemajuan Kebudayaan Daerah, disebut bahwa garîs besar permasalahan kebudayaan di Sumatera Barat adalah tergerusnya eksistensi kebudayaan lokal di tengah masyarakat akibat pengaruh globalisasi.

 PPKD melihat salah satu kesulitan disebabkan belum adanya regulasi khusus di Sumatera Barat mengenai kebudayaan. Namun dalam dokumen yang sama, belum nampak arah yang jelas terkait upaya mengatasi hal tersebut. Begitu juga dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sumatera Barat 2021-2026,

hal ini merupakan salah satu dasar pertimbangan diajukannya usul prakarsa Ranperda tentang Pelestarian dan Pemajuan Kebudayaan Daerah

Demikian disampaikan  Ketua DPRD yang diwakili Wakil Ketua DPRD Sumbar Irsyad Syafar dalam rapat paripurna  penyampaian  nota penjelasan terhadap rancangan peraturan daerah pelestarian dan pemajuan  kebubudayan daerah, Senin (6/2/2023).

Selain Wakil Ketua DPRD Suwirpen, rapat paripurna dihadiri Wakil Gubernur Sumbar Audy Joinaldy, Sekwan Raflis, anggota DPRD, Sekdaprov , Asisten, Staf Ahli, Kepala Badan, Dinas, Kantor dan undangan lainnya

Menurut Irsyad Syafar , kebudayaan merupakan salah satu bidang yang sangat penting untuk diperhatikan dalam kerangka perencanaan pembangunan, baik pembangunan berskala nasional dan daerah, maupun dalam praktik kehidupan sehari-hari. Kebudayaan melekat dalam setiap individu dan kelompok bangsa, yang merupakan ekspresi dari kompleksitas kehidupan.

Kebudayaan dalam salah satu pengertiannya adalah segala jenis hasil pemikiran, praktik sehari-hari, gagasan, yang dihasilkan dari proses belajar.

Proses ini dapat dijelaskan sebagai praktik baik dan pengalaman hidup manusia atau kelompok masyarakat, yang kemudian dipelihara, diwaûskan, dan disimpan dalam berbagai bentuknya. Wujud daû kebudayaan dapat berupa benda yang tampak (tangible) dan hal yang tak tampak (intangible).

Dalam konteks Sumatera Barat, bentuk-bentuk hasil kebudayaan ini dapat ditemukan dalam beragam bentuk. Mulai dan warisan  budaya yang dihasilkan  dengan sejarah masyarakat, pengetahuan yang dihasilkan daû kehidupan, ekspresi seni, hingga karya-karya kontemporer. Seluruh bentuk dan nÎlai yang ada dalam kebudayaan ini perlu dijaga dan dikembangkan untuk meningkatkan kualitas kehidupan. (in)

Tag Terpopuler

×
Berita Terbaru Update