Notification

×

Indeks Berita


Dr.Andria C Tamsin: Peristiwa Budaya tidak hanya Kesenian tetapi Mencakup Ke Persoalan Politik

Minggu, 25 Februari 2024 | Februari 25, 2024 WIB Last Updated 2024-02-25T08:18:46Z
Dr.Andria C Tamsin

padanginfo.com.-PADANG- Suatu peristiwa yang terjadi berulang-ulang bisa disebut peristiwa budaya. Bukan hanya kesenian, sebagaimana yang dimaksud dalam debat Capres baru-baru ini.

 Misal,  Perilaku koruptif sementara pejabat baik di eksekutif, yudikatif mau pun legislatif. Korupsi terus berlangsung, ini disebut budaya koruptif. Begitu juga membagi uang atau sembako saat kampanye. 

Jadi peristiwa budaya itu tidak hanya kesenian yang mentradisi, tetapi juga mencakup ke persoalan politik, ekonomi, pertahanan, hukum, arsitek dan lainnya. Budaya tipu menipu pada konteks tertentu, kecurangan atau alih fungsi tanpa uji publik juga sudah membudaya di negeri ini. Saya sebut, sebagai Peristiwa Budaya Kontekstual.

Lebih jauh disebutkan kita harus mengawal peristiwa budaya kontekstual ini dengan moral, etika. Di sini yang bicara adalah nurani kita.

Demikian Orasi Budaya Dr. Andria C Tamsin di Panggung Ekspresi Seniman Forum Perjuanan Seniman (FPS) Sumbar, 24 Februari kemaren di pelataran parkir Taman Budaya Sumbar. Panggung Ekspresi yang biasa digelar setiap tanggal 13, selanjutnya akan dilaksanakan setiap Sabtu akhir bulan genap, diselingi dengan diskusi pada bulan ganjil selama 2024 ini.

Bicara soal management pertunjukan seni, Dr. Andria C Tamsin, staf pengajar FBS UNP ini sangat diperlukan. Siasat publikasi digital harus dimanfaatkan semaksimal mungkin, dan pihak Taman Budaya jangan kaku menyiasatinya. Karena penonton kesenian di Taman Budaya berbeda dengan penonton konser atau film. Banyaknya penonton bukan jaminan bahwa kesenian disukai. Penikmat kesenian itu tidak banyak, namun mampu menyerap nilai-nilsi filosofi yang ditampilkan.

Panggung Ekspresi kali ini dimeriahlan oleh K.Jamm Band yang bermateri anak-anak muda, mahasiswa UPI Padang. Pertunjukan Pantomime oleh Akio dan pembacaan puisi Leon Agusta oleh Adisty yang cukup berhasil, diselingi oleh Dadang Leona yang membacakan sajak satire Mustafa Bisri.

Sementara di sayap kanan  panggung, 3 pelukis, Jon Wahid, Herisman Tojes dan John Hardi terus menggoreskan kwas atau palet ke kanvas. Melukis spontan yang cukup mendapat perhatian.(*)

Tag Terpopuler

×
Berita Terbaru Update