padanginfo.com-PADANG-Ternyata Cagar Budaya Nasional (CBN) Pabrik Semen Indarung I belum memiliki badan pengelola. Sehingga komunitas dan stakeholder yang peduli dengan cagar budaya, terutama cagar budaya pabrik Indarung I tidak dapat berbuat apa-apa
Pernyataan ini terungkap dalam diskusi panel: Pabrik Semen Indarung I menuju Cagar Budaya Dunia yang digelar di Padang, Kamis (16/5/2024)
Pabrik Semen Indarung I meraih penghargaan sebagai warisan budaya nasional tahun 2023
Peserta diskusi yang melibatkan komunitas cagar budaya, instansi terkait, budayawan, pemuka adat dan unsur pemerintahan itu dipandu Jurnalis dan Budayawan FX Rudy Gunawan berjalan alot
Sri Setyawati, peserta diskusi dari tim ahli cagar budaya (TACB) Provinsi Sumatera Barat itu mendesak lembaga yang terlibat dengan cagar budaya nasional Indarung I agar segera membentuk badan pengelola guna mengurus terkait persiapan menuju Indarung I menuju cagar budaya Dunia
"Badan pengelola ini harus dibutuhkan guna mempelancar kinerja cagar budaya Indarung I. Ini harus menjadi perhatian pemerintah daerah dan pihak terkait membentuk badan pengelola," tegas Sri
Sri mempertanyakan bagaimana kita menerapkan konsep perlindungan , pengembangan dan pemanfaatan cagar seperi diamanahkann UU No.11 tahun 2010 jika badan pengelola sebagai pijakan regulasi dalam bekerja belum terbentuk
Ia menambahkan Borobudur dan candi Prambanan telah memiliki badan pengelola Ini bisa dijadikan cantoh cikal bakal badan pengelola untuk pabrik indarung I
Edhi Rosa, dari Indarung Heritage Society melihat hambatan menuju lokasi pabrik Indarung I belum adanya akses jalan dan pintu pagar terkunci dan lainnya.
"Sehingga kami dari anak nagari yang peduli dengan warisan budaya nasional pabrik Indarung I tak dapat berbuat banyak. Sebab cagar warisan budaya yang memiliki luas 7,8 Hektare itu belum memiliki badan pengelola," ujarnya
Edhi Rosa dan peserta lain sepakat meminta pemerintah daerah dan pihak terkait merealisasi badan pengelola tersebut. Agar mimpi besar pabrik semen indarung I menuju warisan dunia terwujud
Kepala BPK Wilayah III Sumatera Barat Undri mengatakan, butuh upaya konsisten dan sinergi berbagai stakeholder agar bisa menjadi narasi dan dalam perbincangan yang luas dan masif sampai menjadi Warisan Budaya yang mendapat pengakuan dari UNESCO,” kata Undri
Menurutnya, dalam diskusi panel ini akan dikupas tiga subtema, yaitu Regulasi, Tata Kelola dan Desain Besar (Grand Design).
“Ketiganya akan diisi oleh stakeholder yang dianggap paling mendekati atau selalu menjadi mitra dalam kegiatan di Pabrik Indarung I. Pemangku kepentingan dimaksud adalah yang mengikuti Alek Nagari dan Seminar Hasil Zonasi, juga komunitas yang mengikuti kegiatan festival, workshop, diskusi sebelumnya di Indarung I,” urai Undri.
Dijelaskannya lebih jauh, Indarung I mesti dintervensi dengan berbagai bentuk aktivasi. Tidak hanya menjadikan pabrik sebagai sentral atau area 4,8 hektare saja, tapi juga masyarakat diberi literasi. Atensi publik menjadi melekat dalam menjaga pabrik. Hanya dengan itu, pabrikakankembali menjadi jantung kehidupan.
“Jika ingin terus dilebarkan, menyentuh pariwisata merupakan hilir dari seluruhaksi. Pabrik Indarung I tidak akan membincang masa lalu semata. Denyutnya kali ini tidak lagi membincang beton atau bangunan. Namun, ia akan menjadi sebuah tutur hari ini dan imajinasi masa depan,” tuturnya pada acara pembukaan Sinergitas Pelestarian Warisan budaya (ak)
