Notification

×

Iklan

Iklan

Korban Meninggal Positif Covid-19 Sudah Lebih 100.000 Orang

Sabtu, 11 April 2020 | 4/11/2020 WIB Last Updated 2024-09-09T00:56:25Z

padanginfo.com - LONDON - Korban meninggal setelah positif tertular virus corona di seluruh dunia dilaporkan sudah melewati 100.000 orang.

Angka memilukan itu dicatat setelah Inggris melaporkan kenaikan tertinggi pada data harian semenjak mereka mengalami wabah itu. Negeri "Ratu Elizabeth" itu disebut melewati angka kematian harian yang dibukukan oleh Spanyol dan Italia, dilaporkan Sky News Jumat (10/4/2020).

Total merujuk kepada situs Worldometers, saat ini mortalitas telah mencapai 102.734, sementara kasus infeksi lebih dari 1,6 juta.

Berdasarkan data dari Universitas John Hopkins, berikut merupakan lima negara yang membukukan korban meninggal karena virus corona tertinggi:

- Italia: 18.849
- Amerika Serikat (AS): 18.747
- Spanyol: 16.081
- Perancis: 13.197
- Inggris: 8.958

Karena terdapat jeda antara kasus terkonfirmasi dengan mereka yang sudah meninggal, angka kematian diperkirakan bakal terus bertambah.

Merujuk kepada situasi di Inggris, di mana 19.304 terbukti positif dalam 24 jam terakhir, Wakil kepala tim medis Profesor Jonathan Van Tam menyebut negaranya masih berbahaya.

"Situasinya masih berbahaya. Kami masih harus tetap mengambil kebijakan demi kebijakan untuk menanggulanginya," terang Van Tam seperi dilansir kompas.com.

Dia menekankan bahwa masih terlalu prematur untuk menyebut mereka sudah melewati puncak, dan menegaskan agar publik tetap menerapkan social distancing.

Penasihat sains Perdana Menteri Boris Johnson, Sir Patrick Vallance, menerangkan bahwa bisa menahan korban meninggal di bawah 20.000 adalah "hasil yang bagus".

Inggris dan AS mengalami peningkatan kematian dalam beberapa hari terakhir, dengan tren penurunan mulai terjadi di Italia dan Spanyol.

Dalam konferensi pers, Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa kini mereka sudah menggeber tes Covid-19, dengan dua juta orang telah diperiksa.

Dia percaya diri menyatakan jumlah pasien yang dirujuk ke rumah sakit akan mengalami penurunan substansial, dan menegaskan AS "mendekati puncak" wabah.
Sementara dia menuturkan korban yang meninggal "mengeriakan", Trump mengklaim ribuan nyawa terselamatkan karena kebijakan social distancing.

Dia mengharapkan total kematian bakal kurang dari 100.000 orang. Sementara penasihatnya, Dr Anthony Fauci, memprediksi bakal ada 200.000 mortalitas.
Kebanyakan dari mortalitas itu terjadi di New York, di mana pemerintah setempat menggali kuburan massal bagi korban tanpa keluarga.

Data terbaru menunjukkan bahwa warga AS dari kulit hitam atau Hispanik dua kali kemungkinannya lebih besar tewas karena Covid-19.(*)

×
Berita Terbaru Update