Notification

×

Iklan

Iklan

Buku Bupati Judas Sabaggalet Menghantar Pariwisata Kepulauan Mentawai ke Level Dunia

Senin, 28 Maret 2022 | 3/28/2022 WIB Last Updated 2024-09-10T02:19:51Z


Bupati Yudas Sabaggalet menerima buku Pariwisata Mentawai yang ditulis wartawan senior  Basril Basyar dan Yurnaldi, Senin (ist) 

padanginfo.com-
TUAPEIJAT- Dua wartawan senior Sumatera Barat, Basril Basyar dan Yurnaldi, Senin (28/3) di Tuapeijat, Kabupaten Kepulauan Mentawai, sekira 120 mil laut dari ibu kota Provinsi Sumatera Barat, meluncurkan buku Judas Sabaggalet Menghantar Pariwisata Mentawai ke Level Dunia.


Basril Basyar mengatakan, Mentawai bukanlah daerah terasing, karena sejak abad ke-17 bangsa-bangsa di dunia sudah menyinggahi kepulauan yang berada di pantai barat pulau Sumatera di Samudera Hindia ini. Ada bangsa Portugis, Belanda, Inggris, dan lainnya. "Jika Colombus menemukan Amerika, maka Portugis dan Belanda juga sudah menemui pulau-pulau di Kepulauan Mentawai yang kita kenal sekarang, " katanya.


Peluncuran buku pada acara Musrembang Pemerintah Kepulauan Mentawai ini dihadiri Bupati Kepulauan Mentawai Judas Sabaggalet, Forkompinda dan pejabat eselon dua, camat, kepala desa, perwakilan masyarakat.


Basril Basyar menjelaskan, buku yang dikerjakan selama empat bulan ini memuat informasi tentang modal utama untuk fokus menghantar pariwisata Mentawai ke level dunia. Juga informasi tentang hasil pembangunan, khususnya sejak 10 tahun terakhir di era Bupati Judas Sabaggalet memimpin Kebupaten Kepulauan Mentawai selama dua periode dan berakhir Mei 2022.


Menurut Basril, selama keberadaan hutan, lingkungan masih terjaga, maka budaya etnik Mentawai yang unik, menarik, danntiada duanya di dunia, akan tetap asri dan lestari.


Yurnaldi menambahkan, salah salah satu aset yang luar biasa dimiliki Mentawai adalah budaya tatto, yang ternyata dari penelitiannya bersama Ady Rosa, 30 tahun lalu, adalah tato tertua di dunia.


"Selama ini, dari pengalaman berkunjung ke sejumlah negara di empat benua, dua destinasi yang dikenal dunia adalah Mentawai dan Bali. Mereka lebih mengenal kedua daerah itu dibanding Indonesia. Padahal dua destinasi itu berada di Indonesia, " kata Yurnaldi, yang peneliti tato Mentawai dan mantan wartawan Kompas.


Tato Mentawai masih sangat terbatas informasinya, kecuali lokasi surfing. Dengan buku ini diharapkan informasi tentang tato dan ikon wisata dunia yang dimiliki Mentawai bisa lebih dikenal calon wisatawan di Nusantara dan mancanegara. Nanti untuk lebih komprehensif diharapkan buku tentang penelitian tato bisa diterbitkan pula, sehingga bisa menjadi warisan budaya tak benda di tingkat dunia. Karena tato Mentawai adalah tato tertua di dunia, sudah ada sejak 1500 sebelum Masehi sampai 500 sebelum Masehi. Sejak zaman Neolitikum, " jelas Yurnaldi yang sudah 30 tahun lalu keluar-masuk Mentawai.


Bupati Yudas mengharapkan masalah pariwisata Mentawai ini agar menjadi perhatian pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai secara berkelanjutan, kontinyu.


"Jangan sampai ganti pemerintahan, modal utama pariwisata yang bisa meningkatkan perekonomian masyarakat ini ditinggalkan. Harus berkelanjutan dan terus ditingkatkan. Bali maju seperti sekarang karena berproses dari dulu. Nah,  Mentawai juga harus ada proses berkelanjutan dan ditingkatkan. Keindahan yang ada di Bali tak jauh beda dengan pesona dan keindahan Mentawai di Pulau Siberut, " tegasnya.


×
Berita Terbaru Update