Notification

×

Iklan

Iklan

Dihadiri 16 Negara, Menteri Kebudayaan Resmi Membuka “We Are Site Managers” International Symposium di Sawahlunto

Senin, 25 Agustus 2025 | 8/25/2025 WIB Last Updated 2025-08-25T02:40:46Z

    Menteri Kebudayaan dan Kepala Dinas Kebudyaan Sumatera Barat

padanginfo.com-SAWAHLUNTO— Menteri Kebudayaan Republik Indonesia secara resmi membuka “We Are Site Managers International Symposium”, sebuah forum internasional yang mempertemukan para pengelola situs warisan dunia dari berbagai negara, Minggu (24/8/2025) di Sawahlunto, Sumatera Barat

Simposium yang berlangsung mulai 24 hingga 28 Agustus 2025 ini menghadirkan lebih dari 35 pembicara internasional dari 16 negara, termasuk Indonesia, Singapura, Thailand, Taiwan, Tiongkok, Korea Selatan, Jepang, Belanda, Islandia, Skotlandia, Australia, Arab Saudi, Kenya, Rusia, dan Suriah. Selama lima hari, para peserta akan mengikuti 9+ sesi diskusi dengan satu tujuan bersama: “One Shared Mission” untuk memperkuat kerja sama global dalam pelestarian dan pengelolaan situs warisan dunia.

 Menteri Kebudayaan Republik Indonesia menegaskan bahwa Pemerintah menempatkan kebudayaan sebagai fondasi dan hulu dari pembangunan nasional. Dalam agenda pasca-2030, kebudayaan akan menjadi aspek vital dalam menjawab tantangan dunia. Oleh karena itu, komitmen pemerintah tidak hanya menempatkan Indonesia di peta warisan dunia, tetapi juga menjadikannya sebagai poros peradaban dunia.

"The Government of Indonesia places culture as the foundation and upstream of national development. In the post-2030 agenda, culture will be a vital aspect in addressing the world’s challenges. Therefore, our commitment is not only to place Indonesia on the map of world heritage, but also to establish it as a pivot of world 
civilization".

Fadli Zon, berharap agar Dokumen Sawahlunto yang akan lahir dari simposium ini menjadi sikap bersama para penjaga warisan dunia. Setidaknya Dokumen Sawahlunto akan menjadi semacam manifesto yang menyatakan bahwa melindungi warisan, berarti melindungi nalarl sehat dan martabat kemanusiaan.

"I place great hope in the Sawahlunto Document that  will be born from this symposium. Let this document not merely be a collection of notes.  Let it become an intellectual proclamation of the guardians of world heritage. A manifesto that declares: To protect heritage is to protect common sense and the dignity of humanity", tandas Menteri. 

Pembukaan dihadiri juga oleh pejabat daerah, perwakilan UNESCO, akademisi, dan komunitas budaya. Kehadiran para pemangku kepentingan ini mencerminkan tekad bersama bahwa Sawahlunto sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO adalah simbol kerja kolektif antara pemerintah, masyarakat, dan dunia internasional.

Wali Kota Sawahlunto, Riyanda Putra, S.IP, menyampaikan rasa bangganya. Ia dan segenap warga Sawahlunto merasa terhormat menjadi tuan rumah dari pertemuan para pengelola situs sedunia ini. Hal senada disampaikan juga oleh Gubernur Sumatra Barat, Mahyeldi Ansharullah. Ia menganggap momen ini menjadi sejarah baru bagi Sawahlunto.

"Dari kota tambang, kini Sawahlunto menjadi kota pertemuan dunia, tempat gagasan besar tentang pelestarian warisan dunia dilahirkan", tandas Gubernur. 

Selain sesi pleno dan panel diskusi, simposium juga akan mengadakan kunjungan lapangan ke Tambang Batubara Ombilin serta interaksi langsung dengan masyarakat. Hal tersebut dimaksudkan agar seluruh peserta simposium dapat bersentuhan langsung dengan kehidupan sehari-hari warga dan realitas situs warisan.

Dengan dibukanya simposium ini, Indonesia menegaskan posisinya sebagai aktor penting dalam diplomasi budaya global. Simposium 2025 ini juga sekaligus menghadirian pesan bahwa pelestarian warisan dunia adalah tanggung jawab bersama seluruh bangsa. (*/ak)
×
Berita Terbaru Update