padanginfo.com-PADANG- Simposium Internasional "We Are Site Manager" bakal digelar di Kota Sawahlunto, Sumatera Baat tangla 23-27 Agustus 2025. Simposium ini akan dihadiri 16 Negara dan dibuka Menteri Kebudayaan Fadly Zon.
Demikian dikatakan Annisa Regganis, Staf Khusus Menteri Kebudayaa Bidan Diplomasi budaya dan Hubungan internasional, di Padang, Sabtu (26/8/2025)
Kota tambang bersejarah Sawahlunto kembali menjadi
Konpres dengan wartawan ini juga dihadiri Undri, Direktur Promosi Kebudayaan Kementrian Kebudayaan, Dr. Sudarmoko dan Dr.Jonny Wongso.
"Pak Fadly Zon telah menyatakan hadir pada simposium yang dihadiri peserta dari 16 negara," ucap Annisa.
Pihaknya kini tengah mematangkan prosesi penyambutan undangan yang melibatkan pemko Sawahlunto. Masyarakat setempat juga dilibakan untuk mensukseskan acara akbar itu.
"We Are Site Managers International Symposium," sebuah forum internasional yang mempertemukan para pengelola situs warisan
dunia dari berbagai belahan dunia.
Simposium ini menghadirkan lebih dari 35 pembicara dari 13 negara, di antaranya:
Indonesia, Singapura, Thailand, Taiwan, Tiongkok, Korea Selatan, Jepang, Belanda,
Islandia, Skotlandia, Australia, Arab Saudi, Kenya, Rusia, dan Suriah. Mereka datang
membawa beragam perspektif, pengalaman, dan tantangan dari situs-situs warisan
budaya maupun alam yang mereka kelola.
Mengusung semangat kolaborasi lintas batas, forum ini menggelar lebih dari 9 sesi
diskusi tematik, mulai dari eksplorasi dokumen Sawahlunto, digitalisasi dalam
konservasi, hingga mitigasi bencana terkait pengeleolaan situs warisan.
Semua bermuara pada satu tekad bersama: “One Shared Mission”, yaitu membangun masa depan keberlanjutan bagi situs-situs warisan dunia.
Acara yang diselenggarakan oleh Kementerian Kebudayaan melalui Direktur Jenderal Diplomasi Promosi dan Kerja Sama Kebudayaan ini merupakan salah satu langka
strategis bagi keberlangsungan dan pemajuan tata kelola situs baik di Indonesia
maupun dunia. Dirjen DPKSK, Endah Tjahjani Dwirini R., S.S., M.Phil. bahkan ia
menyebutkan, Indonesia berpotensi besar menjadi pemain kunci dalam diplomasi
budaya.
"Simposium ini sangat strategis. Kehadiran para ahli dan praktisi dari berbagai
negara di Sawahlunto dapat memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain kunci
dalam diplomasi budaya global".
Senada dengan itu, Direktur Promosi Kebudayaan, Undri S.S, M.Si., juga menegaska
bahwa situs warisan dunia yang ada di Indonesia adalah modal kuat bagi agendaagenda diplomasi budaya.
"Sawahlunto bukan hanya situs warisan dunia UNESCO, tapi juga simbol bagaimana
warisan masa lalu bisa menjadi laboratorium peradaban masa depan. Melalui
simposium ini, kita ingin membangun jejaring solidaritas antar site managers dunia
yang bekerja senyap namun berdampak besar bagi kebudayaan dan kemanusiaan."
Dalam kegiatan tersebut, para peserta dijadwalkan akan mengikuti kunjungan
lapangan ke sejumlah titik penting di kawasan tambang Ombilin dan berdialog
langsung dengan masyarakat sekitar. Sehingga simposium ini bukan sekadar forum
ilmiah, melainkan juga ruang refleksi dan aksi nyata.
"Simposium ini diselenggarakan Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia dan
didukung oleh berbagai lembaga nasional dan internasional yang concern pada
pelestarian situs warisan dunia dan penguatan kapasitas pengelola situs. Kami
berharap ini akan menjadi penanda bagi pemajuan tata kelola situs warisan dunia",
tandas Koko Sudarmoko, salah seorang dewan pengarah dalam kegiatan tersebut. (ak)