Direktur LBH Padang Diki Rafiqi memberikan testimoni secara daring, usai menerima anugerah Tasrif Award 2025.(Foto: AJI Padang/Aidil Ichlas).
Penghargaan diserahkan dalam puncak perayaan ulang tahun ke-31 AJI di Auditorium RRI Jakarta, Jumat malam (8/8/2025).
Dewan juri Tasrif Award 2025 yang terdiri dari Nenden Sekar Arum (SafeNet), Muhammad Isnur (YLBHI) dan Ramond EPU (AJI) memutuskan memilih LBH Padang dan SPCI dari sejumlah nama yang diusulkan AJI kota serta lembaga lainnya.
LBH Padang diusulkan oleh AJI Padang, sedangkan SPCI diusulkan oleh AJI Jakarta dan AJI Padang.
“Kedua lembaga ini menunjukkan dedikasi dan semangat pantang menyerah di tengah situasi yang semakin represif. Setelah melalui diskusi mendalam, kami sepakat bahwa konsistensi, daya jangkau, dan terobosan yang dilakukan oleh masing-masing layak menjadi
inspirasi dalam advokasi kebebasan dan independensi pers yang lebih luas,” ujar Nenden Sekar Arum dalam keterangan Jumat malam.
Dewan juri menilai LBH Padang dan SPCI menunjukkan ketangguhan dalam memperjuangkan hak dan kebebasan, di tengah tekanan, represi, kriminalisasi, ancaman
PHK, hingga tekanan internal organisasi.
“Mereka hadir di garda terdepan dalam melawan ketidakadilan, memperjuangkan ruang-ruang kebebasan berekspresi, dan memberi harapan di tengah tantangan yang semakin berat bagi jurnalis dan masyarakat sipil. Semoga penghargaan bisa menjadi energi tambahan agar semangat untuk berpihak pada kebenaran terus menyala,” lanjut Nenden.
Direktur LBH Padang, Diki Rafiqi, mengucapkan terima kasih kepada AJI dan dewan juri. Ia menyebut penghargaan ini sebagai hasil kerja kolektif masyarakat dalam memperjuangkan hak asasi manusia di Sumatera Barat.
Bagi LBH, penghargaan ini menjadi pengingat moral terkait pembelaan-pembelaan terhadap masyarakat miskin, rentan dan termarginalkan, serta ruang hidup yang telah dikebiri banyak pihak, khususnya negara.
"Penghargaan ini kami persembahkan juga kepada para jurnalis yang tetap berani
menyampaikan kebenaran dan kepada petani serta masyarakat adat,” ujar Diki yang hadir
secara virtual saat menerima penghargaan.
Rekam Jejak Penerima
Sejak 1982, LBH Padang konsisten membela HAM di Sumatera Barat. Lembaga ini menangani isu kekerasan aparat, kebebasan berekspresi dan beragama, lingkungan, disabilitas, hingga
konflik agraria. Perjuangan mereka kerap menghadapi tekanan, termasuk penangkapan dan
kekerasan terhadap staf. Saat ini, Direktur LBH Padang Diki Rafiqi dan mantan direktur Indira Suryani menghadapi ancaman kriminalisasi melalui UU ITE, dilaporkan oleh seorang hakim PN Padang.
Tentang Tasrif Award
Tasrif Award diambil dari nama Suardi Tasrif, tokoh pers nasional dan Bapak Kode Etik Jurnalistik Indonesia.
Semasa hidupnya, ia dikenal gigih memperjuangkan kebebasan pers dan kebebasan berpendapat, yang dianggap sebagai hak fundamental dalam pemenuhan hak asasi manusia.
Penghargaan ini pertama kali diberikan pada 1998 oleh AJI Indonesia kepada Munir,
Koordinator Kontras, dan sejak itu rutin diberikan kepada individu atau kelompok yang konsisten membela kebebasan berekspresi dan kemerdekaan pers.
Tasrif Award diberikan kepada warga Rempang dan Tim Paralegal Cinta Tanah Adat Awyu Papua.
Demikian Siaran Pers yang disampaikan Koordinator Tasrif Award 2025, Aidil Ichlas,
Bidang Organisasi AJI Indonesia.(in).