padanginfo.com-PADANG PANJANG- Komunitas Seni Kuflet (18/10) kembali menggelar diskusi rutin di sekretariatnya. Kali ini, kegiatan tersebut menghadirkan Yunaidi, S.Sn., M.Sn., dosen Seni Karawitan Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang yang merupaka komposer. Diskusi ini bertajuk “Eksplorasi dan Karakter Bunyi pada Instrumen Tradisi sebagai Kebutuhan Komposisi Musik. Diskusi terasa istimewa karena turut dihadiri tokoh seni musisi legendaris Sumatera Barat, Burmani. Turut juga hadir seniman rupa yang dosen Seni Murni ISI Padangpanjang Hamzah, S.Sn., M.Sn. Papar Ketua Harian Kuflet Nofal.
Yunaidi, S.Sn., M.Sn mengatakan, Proses eksplorasi dalam penciptaan musik. Setiap hal yang ada di sekitar kita bisa dijadikan musik, seperti suara langkah kaki, ketukan meja, atau bahkan desiran angin. ungkapnya.
Yunaidi menambahkan, mengkomposisi musik bukan sekadar merangkai bunyi, tetapi juga membangun struktur, emosi, dan makna dari bunyi-bunyi tersebut. Seorang komposer perlu memahami bagaimana setiap bunyi memiliki karakter dan potensi ekspresif yang dapat diolah menjadi karya utuh. Ungkapnya.
Peserta Mursidiq menanyakan, Apakah ada batasan dalam mengkomposi musik? Yunaidi menjelaskan,
Tentu ada batasan, tapi bukan dalam arti membatasi kreativitas. Batas itu lebih kepada etika, konsep, dan konteks. Seorang komposer perlu tahu sejauh mana eksplorasi dilakukan agar tidak menyimpang dari nilai musikal itu sendiri. Eksperimen boleh, namun tetap harus berpijak pada pemahaman estetika dan fungsi bunyi. Tuturnya.
Peserta lainnya Fatir menanyakan, Apakah profesi seperti DJ dapat dikatakan sebagai komposer. Yunaidi menyatakan, DJ bukan komposer musik. DJ lebih kepada pengolah dan peracik suara yang memanfaatkan karya-karya yang sudah ada. Seseorang baru dapat disebut komposer jika ia menciptakan komposisi baru dari hasil eksplorasi bunyi itu sendiri. Jadi batasnya terletak pada proses kreatif dan orisinalitas karya. Ungkapnya.
Yunaidi juga menyampaikan apresiasi terhadap konsistensi Kuflet sebagai komunitas seni. Kuflet luar biasa. Ia bukan sekadar komunitas seni biasa, tetapi ruang belajar lintas disiplin yang mempertemukan mahasiswa dari berbagai program studi seperti DKV, Teater, dan Televisi & Film. Musik dibutuhkan di setiap bidang seni, dan kalau tidak terus dilatih, kepekaan musikal itu akan hilang, tentu harus diasah secara terus-menerus, sehingga memiliki kemampuan yang brilyan. Ujarnya. (*/Faruq)