Notification

×

Iklan

Iklan

Yuk Saksikan “Namaku Inggrid” Hadir di Gedung Kebudayaan Sumatera Barat

Minggu, 05 Oktober 2025 | 10/05/2025 WIB Last Updated 2025-10-05T03:21:07Z
    Boyke Sulaiman

padanginfo.com-PADANG- Lama menghilang dari Padang, tiba-tiba pemuka Teater yang sejak dulu kala berkecimpung di dunia seni peran ini muncul di kota lahirnya, Padang. 

Ia bakal tampil lewat Komunitas Seni Ku-Liek  menghadirkan karya teater eksperimental judul “Namaku Inggrid”, yang akan dipentaskan di Gedung Kebudayaan Sumatera Barat, Sabtu,25 Oktober 2025 mulai pukul 20.00 WIB hingga selesai. Pertunjukan ini gratis dan terbuka untuk umum.


Disutradarai Boyke Sulaiman, seorang sutradara dan aktor teater senior yang telah lama dikenal melalui karya-karya  sejak tahun 1978, Namaku Inggrid mengangkat tema tentang identitas, kesepian, dan pencarian makna hidup dalam ruang yang penuh kenangan dan luka.


“Namaku Inggrid bukan sekadar kisah seorang perempuan bernama Inggrid,” ujar Boyke. “Ia adalah perjalanan batin manusia yang tersesat di antara ingatan dan harapan, antara cinta dan kehilangan. Kami ingin penonton merasakan pergulatan itu secara langsung di ruang teater,” ujar Boy yang lama bermukim di Jakarta.


Pementasan ini diperkuat oleh aktor-aktor muda: Dalo, Rifa, Hars, Roma, dan Acoy, yang memerankan lapisan-lapisan kepribadian Inggrid  antara kenyataan dan bayangan.
Salah satu pemeran, Rifa, yang memerankan sosok Inggrid, mengungkapkan,
 “Inggrid bagi saya bukan hanya tokoh. Ia seperti cermin perempuan yang berusaha menyembuhkan dirinya dari luka masa lalu. Dalam setiap gerak dan diamnya, ada kerinduan untuk diterima, ada doa yang belum selesai.”


Konsep artistik digarap oleh Jhon Wahid, dengan lighting oleh Mak Ye, serta penata musik Ery Mursaf yang menata komposisi bunyi kontemporer untuk menciptakan suasana psikologis dan surealis.
Bagian property ditangani oleh FPSB ( Forum Perjuangan Seniman Sumatera Barat ), Zamzami Ismail, Yenni Ibrahim, Dadang Leona, dan Fauzul El Norca, dengan publikasi oleh Mas Bambang Art.
Produksi ini dipimpin oleh Andria Catri Tamsin.


Ruang pentas akan dihadirkan seperti gedung tua yang ditinggalkan, merepresentasikan ingatan yang membusuk dan waktu yang membeku. Dalam atmosfer ini, tubuh-tubuh aktor menjadi bahasa utama: menggantikan kata, menggantikan narasi.


Menurut Boyke Sulaiman, Namaku Inggrid merupakan bagian dari upaya menghidupkan kembali semangat teater  di Sumatera Barat, sekaligus menawarkan bentuk pertunjukan yang membuka ruang tafsir bagi penonton.

“Kami tidak memberi jawaban. Kami hanya membuka pintu. Selebihnya, biarkan penonton berjalan sendiri dalam labirin Inggrid,” ujar Boyke.(*/ak)



×
Berita Terbaru Update