Notification

×

Indeks Berita

Media Sosial dan Praktik Perselingkuhan

Senin, 09 April 2018 | April 09, 2018 WIB Last Updated 2018-04-08T23:21:20Z
Pada era digital, peran mdia sosial (medsos) sangat penting bagi setiap orang. Melalui Medsos, siapa saja dapat melakukan komunikasi baik jarak dekat maupun jauh kepada orang lain. Di samping itu, Medsos sangat membantu setiap orang untuk mengembangkan usaha, mengekspresikan gagasan atau hasil kepiawaiannya pada bidang garap yang digeluti, dan masih banyak lagi.

Pendapat perihal Medsos sangat penting dalam kehidupan manusia bisa disepakati, asal digunakan sebagaimana mestinya. Mengingat banyak orang yang menyalahgunakannya untuk tindakan-tindakan tidak terpuji, seperti: penipuan, memfitnah atau menebar hoax, bisnis seks, atau selingkuh.

Medsos sebagai Media Selingkuh

Banyak orang mengklaim semenjak Medsos digandrungi banyak orang di kota, desa, hingga pelosok pegunungan; banyak kasus rumah tangga atau hubungan cinta sepasang anak manusia mengalami berantakan karena perselingkuhan. Praktik penduaan cinta yang sering berujung perceraian tersebut bisa ditempuh melalui aplikasi umum semisal Messenger atau WhatsApp.

Dikatakan umum, dikarenakan mulai muncul aplikasi-aplikasi khusus yang digunakan untuk berselingkuh, semisal: Metking, Tinder, Lovoo, Paktor, Badoo, Benaugty, atau Moovz.

Pendapat di muka tidak ditujukan untuk melegitimasi asumsi bahwa perselingkuhan disebabkan secara mutlak oleh Medsos. Mengingat praktik perselingkuhan sudah ada sebelum muncul dan berkembangnya Medsos. Namun pendapat tersebut sekadar menekankan kebenaran data bahwa sejak Medsos digunakan banyak orang sebagai sarana komunikasi, angka perselingkuhan semakin meningkat.

Mewacanakan perihal perselingkuhan memang menarik dan sekaligus memrihatinkan. Karena memrihantikan, maka perlu dipahami faktor-faktor penyebab dan langkah-langkah antisipasif agar tidak terjadi praktik perselingkuhan lebih jauh, khususnya melalui Medsos. Langkah-langkah ini layak diterapkan guna mengurangi praktik perselingkuhan yang semakin hari meningkat kuantitasnya.

Faktor Penyebab Perselingkuhan

Untuk mengetahu penyebab perselingkuhan dapat ditempuh melalui pendekatan sosial, ekonomi, psikologi, dan seksologi. Dengan demikian bisa disebutkan bahwa praktik perselingkuhan karenakan tiga hal, yakni:

1. Hubungan sepasang suami-istri (dua insan yang tengah berpacaran) semakin tidak harmonis; 2. Salah satu pasangan (suami/pacar laki-laki) tidak mampu memenuhi kebutuhan ekonomis istri (pacar perempuan)-nya; 3. Balas dendam, pengalaman orang tua, atau sifat (genetik); 4. Ketidakpuasan dalam berhubungan seks dengan pasangan.

Dari persepsi tersebut dapat dipahami bahwa praktik perselingkuhan bukan disebabkan oleh Medsos. Pengertian lain, Medsos sekadar dijadikan sarana efektif di dalam merealisasikan perselingkuhan yang aman dan nyaman, terutama melalui messenger atau whatsapp. Kedua aplikasi ini dianggap aman dan nyaman, karena mereka mulai mengetahui bahwa metking, Tinder, Lovoo, Paktor, Badoo, Benaugty, atau Moovz diklaim publik sebagai 'aplikasi khusus selingkuh'.

Tanda-Tanda Perselingkuhan

Mencegah praktik perselingkuhan melalui Medsos tidak semudah membalik telapak tangan. Akan tetapi berupaya mengurangi praktik perselingkuhan hingga mendapatkan sedikit hasilnya masih bisa dimungkinkan. Mengingat seorang yang bersilingkuh tidak hanya melibatkan hasrat asmara, namun pula rasa dan komitmen.

Sungguhpun sesusah menegakkan benang, namun upaya mengurangi angka perselingkuhan layak dilakukan. Agar dapat melakukannya, langkah yang harus diambil adalah mendeteksi tanda-tanda seorang pasangan yang tengah berselingkuh dengan pihak ketiga melalui Medsos. Adapun tanda-tandanya, sebagai berikut:

1. Berlama-lama online

Peselingkuh yang tengah menjalin hubungan gelap dengan orang ketiga cenderung melakukan online selama berjam-jam. Agar terpenuhi waktu ngobrol dengan pihak ketiga, peselingkuh mengambil waktu malam hari saat pasangannya tidur.

Bila pasangan tidak berada di tempat atau jauh keberadaannya, peselingkuh sering menggunakan messenger dengan mengklik "turn off chat (nama pasangan)". Dengan demikian, pasangannya akan menyangka kalau messenger (facebook) peselingkuh tidak online. Peselingkuh bisa juga menggunakan aplikasi lain yang susah dideteksi pasangannya.

2. Intensitas percakapan

Melakukan percakapan intensif, khususnya melalui messenger, facebook, whatshap, atau instagram; sekalipujn tidak mutlak benar namun bisa dijadikan salah satu tanda kedekatan peselingkuh dengan orang ketiga.

Karenanya bila peselingkuh tidak pernah absen untuk memberi tanda 'like' atau komentar istimewa (khusus) pada status orang ketiga -- khususnya di facebook -- hingga terjadi percakapan mersra, maka pasangan wajib curiga.

3. Panggilan berubah hambar

Bagi kedua insan yang berjarak jauh sejatinya lebih mudah mendeteksi apakah pasangan berselingkuh atau tidak. Apabila percakapan melalui messenger atau whatsapp pendek-pendek atau panggilan berubah hambar, maka pasangan tersebut dimungkinkan menjalin hubungan gelap dengan orang ketiga. Paling tidak, dia mulai melebarkan jarak dengan pasangannya.

Namun, pendapat di muka tidak sepenuhnya benar. Mengingat banyak peselingkuh ketika menjalin hubungan dengan orang ketiga, justru panggilan kepada pasangannya semakin mesra.

Hal ini dimaksudkan agar pasangan tidak curiga kalau dia tengah berselingkuh dengan orang ketiga. Bahkan kata "sayang", "say", "baby", "kangen", "love you" lebih sering diungkapkan kepada pasangannya ketimbang hari-hari sebelumnya.

4. Sering Menyembunyikan gadget

Pendapat bahwa peselingkuh selalu menyembunyikan gadged dari pasangannya tidak sepenuhnya benar. Sebab bagi peselingkuh yang cerdas, jejak-jejak obrolan perselingkuhan dengan orang ketiga di messenger, whatsapp, dll selalu dihapus sehabis digunakan. Bahkan dia sering tidak pernah menyimpan nomor WhatsApp orang ketiga yang sudah dihafal di luar kepalanya itu di phonebook.

Langkah Antisipasif Praktik Perselingkuhan

Sesudah mengetahui tanda-tanda perselingkuhan, langkah selanjutnya mengantisipasi agar perselingkuhan yang dilakukan pasangan tidak berlanjut. Agar dapat mengantisipasinya dengan baik, maka yang perlu diketahui adalah faktor-faktor penyebab perselingkuhan itu. Apakah karena faktor sosial, ekonomi, psikis, atau seksual.

Kalau perselingkuhan karena faktor sosial, langkah yang diambil adalah membangun kembali keharmonisan hubungan dengan tidak mementingkan kehendak sendiri dan lebih meningkatkan perhatian pada pasangan.

Kalau perselingkuhan karena faktor ekonomi, langkah yang diterapkan adalah bekerja keras agar dapat mencukupi kebutuhan rumah tangga, pasangan, atau pacar. Kalau perselingkuhan karena faktor psikologi, langkah yang dilakukan adalah menyadarkan pasangan mengenai perselingkuhan dan akibat buruknya.

Kalau perselingkuhan karena faktor seksual, langkah yang diambil, yakni: 1. Terapi alat vital bila menderita ejakulasi dini atau lemah syahwat. 2. Tidak melakukan kelainan hubungan seksual yang tidak dikehendaki (memberi kepuasan) pasangan. 3. Menyadarkan bahwa cinta bukan sekadar hubungan seks ketika disfungsi alat vital karena penyakit tertentu (laki-laki) atau menopause (perempuan).(Sri Wintala Achmad)

sumber: kompas.com

Tag Terpopuler

×
Berita Terbaru Update