Padang Info.com - PAINAN - Aliran sungai Pulau Rajo Ingrapura segera dinormalisasi. Puluhan tahun sungai tersebut tidak ada airnya karena ditumbuhi semak dan dan eceng gondok.
Camat Airpura, Efrianto mengatakan bahwa penyumbatan aliran sungai sepanjang 2 kilometer di Nagari Gunung Rajo Indrapura itu, sudah terjadi sejak 25 tahun lalu.
"Pada lokasi itu terjadi belokan ke kiri dari arah hulu yang pada akhirnya membentuk lingkaran. Karena jalur kanan tidak lagi dilewati aliran sungai, sehingga dari tahun ke tahun berubah menjadi rawa," jelasnya.
Kondisi sungai tersebut empat menimbulkan persoalan sosial di masyarakat. Sebab aliran sungai yang sudah mati itu, hanya menjadi sarang nyamuk. Dan pada musim-musim tertentu, membuat warga di nagari ini banyak terserang penyakit DBD.
Kepala Dinas PSDA Pessel, Doni Gusrizal menjelaskan bahwa di Nagari Pulau Rajo Indrapura tersebut, pemukiman warganya memang berada persis dekat aliran sungai yang sudah mati akibat tidak lagi teraliri air.
"Bila aliran itu tidak dilakukan pengerukan, maka keberadaan sungai yang tidak lagi berfungsi itu akan menimbulkan persoalan sosial bagi warga," sebutnya.
Dengan telah dihidupkanya kembali saluran yang sudah mati melalui pengerukan dan normalisasi ini, maka 1.500 jiwa warga yang tingal disekitar aliran sungai ini tidak lagi cemas. Kecemasan itu bukan saja karena ancaman penyakit DBD sebagai mana sebelumnya, tapi juga terkena banjir akibat luapan yang tersumbat di bagian hilir sungai atau muara.
Warga Nagari Pulau Rajo Indrapura, gembira mendengarkan akan segera dilakukan normalisasi terhadap aliran sungai tersebut. Sebab, ini sudah lama menjadi keluhan warga. "Keluhan warga yang disampaikan terkait tidak lagi berfungsinya aliran sungai karena terjadi penyumbatan akibat ditumbuhi eceng gondok dan tumpukan sendimen, langsung ditanggapi," tutur Edison, salah seorang pemuka masyarakat.(pci)
Camat Airpura, Efrianto mengatakan bahwa penyumbatan aliran sungai sepanjang 2 kilometer di Nagari Gunung Rajo Indrapura itu, sudah terjadi sejak 25 tahun lalu.
"Pada lokasi itu terjadi belokan ke kiri dari arah hulu yang pada akhirnya membentuk lingkaran. Karena jalur kanan tidak lagi dilewati aliran sungai, sehingga dari tahun ke tahun berubah menjadi rawa," jelasnya.
Kondisi sungai tersebut empat menimbulkan persoalan sosial di masyarakat. Sebab aliran sungai yang sudah mati itu, hanya menjadi sarang nyamuk. Dan pada musim-musim tertentu, membuat warga di nagari ini banyak terserang penyakit DBD.
Kepala Dinas PSDA Pessel, Doni Gusrizal menjelaskan bahwa di Nagari Pulau Rajo Indrapura tersebut, pemukiman warganya memang berada persis dekat aliran sungai yang sudah mati akibat tidak lagi teraliri air.
"Bila aliran itu tidak dilakukan pengerukan, maka keberadaan sungai yang tidak lagi berfungsi itu akan menimbulkan persoalan sosial bagi warga," sebutnya.
Dengan telah dihidupkanya kembali saluran yang sudah mati melalui pengerukan dan normalisasi ini, maka 1.500 jiwa warga yang tingal disekitar aliran sungai ini tidak lagi cemas. Kecemasan itu bukan saja karena ancaman penyakit DBD sebagai mana sebelumnya, tapi juga terkena banjir akibat luapan yang tersumbat di bagian hilir sungai atau muara.
Warga Nagari Pulau Rajo Indrapura, gembira mendengarkan akan segera dilakukan normalisasi terhadap aliran sungai tersebut. Sebab, ini sudah lama menjadi keluhan warga. "Keluhan warga yang disampaikan terkait tidak lagi berfungsinya aliran sungai karena terjadi penyumbatan akibat ditumbuhi eceng gondok dan tumpukan sendimen, langsung ditanggapi," tutur Edison, salah seorang pemuka masyarakat.(pci)