Notification

×

Iklan

Iklan

Syofiani Yusaf, Sang Maestro Legendaris Koreografer Tari Minang Berpulang

Sabtu, 05 Maret 2022 | 3/05/2022 WIB Last Updated 2024-09-07T12:58:44Z

 



Syofiani Yusaf (Foto Keluarga)

Catatan: Indra Sakti Nauli

 

Innalillahi Wainna Ilaihi Rodjiun..

Allahumma firlaha Warhamha Waafiha Wafuanha..

Telah berpulang ke Rahmatullah, Ibu Dra. Syofyani Yusaf , maestro tari Legendaris Sumatera Barat, Pendiri dan Pimpinan sanggar Tari Syofyani, pukul 14.40 hari ini, Jumat 4 Maret 2022 di RS Achmad Mochtar Bukittinggi dalam usia 86 tahun. Mohon ikhlaskan dan maafkan segala salah beliau .

Semoga Allah mencatat segala amal ibadahnya dan melapangkan jalannya menuju Khaliknya, Amiin

Selamat jalan Mama..

 

Demikian catatan FB dari putri keempat almh,  Sandra Fourina Yusaf.

 

Bagi kalangan seniman tari, tidak saja di Sumatera Barat, tapi juga nasional, nama Syofyani sudah tidak asing lagi. Dia adalah maestro dan satu-satunya legendaris pencipta tari Minang yang tersisa.  Sudah lama beristirahat di rumah asalnya di Bukittinggi, tiba-tiba kabar duka yang diterima kalangan seniman dan ratusan ribu murid-murid yang belajar tari di sanggarnya, Syofiani Dance and Music.

 

Bagi anak didiknya, Syofiani dipanggil mama. Sama seperti ke enam anaknya, lima putri dan satu putra, memanggil sang ibu. Panggilan mama itu menjadikan keakraban bagi semua anak tarinya.

 

Menyebut sanggar tari Syofiani sudah tidak asing lagi banyak kalangan di Padang dan Bukittinggi. Banyak orang tua yang mengantarkan bakat anaknya untuk dilatih oleh Syofiani.  Kalau dihitung sejak didirikan di era 1953 hingga sekarang, sudah ratusan bahkan mungkin jutaan  orang, baik laki-laki maupun perempuan yang diajarkan menari oleh Syofiani.

 

Syofiani tidak saja mengajarkan tari,  tapi juga menciptakan tari. Puluhan  tari telah diciptakan dan tari itu pula yang diajarkan kepada anak didiknya.


Lahir di Bukittinggi tahun 1936. Suaminya, Yusaf Rahman, seorang seniman musik telah  berpulang  pada 2005 lalu dalam usia 72 tahun.  Semasa hidupnya, Yusaf Rahman adalah pendiri Orkes Shymponi Padang. Sejak menginjak usia tua, sanggar tarinya dikelola anak-anaknya yang juga menerima  darah seni dari kedua orang tuanya.

 

Karena kepiawaian dalam menciptakan tari dan menampilkan ke kalayak, Pemprov Sumbar sering membawa grup tari Syofiani melanglangbuana ke mancanegara. Termasuk juga Pemerintah Pusat di era Orde Baru.  Seperti ke Perancis, Pakistan, India,  Italia, Yunani, Spanyol, Australia, Swiss, Belanda, Korea, Jepang, Brazil, Amerika Serikat, di semua negara Asia. Mungkin separuh belahan bumi sudah didatangi ntk menari minang. 


Pada  2012 Sanggar Tari Syofyani diundang ke Prancis untuk ikut berpartisipasi dalam Festival De Montoire, yang merupakan festival seni tahunan bergengsi di kota Montoire, Prancis.

 

Pernikahan dengan Yusaf Rahman s pencipta lagu Minang "Kubang Putiah" yang terkenal itu  telah dikaruniai enam orang anak, yaitu Yosi, Yovi, Yosa, Soni, Sandra, dan Sofi Yuanita, serta enambelas orang cucu.

 

Sepanjang kariernya sebagai seniman tari, Sofyani telah menerima berbagai penghargaan, seperti; Lifetime Achievement Award pada West Sumatra Tourism Award (2009), Inspirator Award dari Sushi FM (2009), 63 Tahun Berkarya dari Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (Depbudpar) Sumbar (2008). Kemudian sebagai Jasawan dari Gubernur Sumbar, atas pengabdiannya yang tak henti dalam mengembangkan kesenian (1997) dan Pengabdian Masyarakat Cemerlang (PMC) dari Yang di-Pertuan Agong Malaysia (1996).

 

Sejumlah orang dan kalangan yang merasa dekat dengan almh menuliskan kabar duka di laman FB mereka, ditambah dengan kenangan-kenangan lainnya.

 

Koreografer Ery Mefri dari Sanggar Tari Nan Jombang Dance mmenyatakan rasa duka yang mendalam atas berpulangnya Sofyani. 

 

“Kita kehilangan senior yang hebat, saya banyak belajar dari cara beliau mengelola sanggar. Amarhumah telah meninggalkan karya yang bagus. Kegiatannya selama hidupnya, perlu dicontoh. Sepanjang usianya,  almarhumah telah  mencemplungkan dirinya secara total dalam dunia tari," jelas Ery..

 

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Andra, pemimpin Impessa Dance Company, ikut merasa kehilangan dengan kepergian sang maestro.

 

“Semoga Ibunda, mendapatkan tempat disisi Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan...

Selamat jalan maestro ku....menarilah diatas sana, agar kami anak cucumu selalu tersenyum bahagia untukmu...

Alfatihah..” tulis Andra di laman FBnya, beberapa saat setelah menerima kabar duka,.


Berpulangnya Syofiani semakin menambah catatan berkurangnya perempuan  Minang yang menjadi  koreografer. Sebelumnya adalah Huriah Adam yang meninggal dunia akibat jatuhnya pesawat Merpati 25 November 1971 di Pulau Katang-Katang Pesisir Selatan. Hingga kini jasad Huriah Adam tidak ditemukan. Kemudian Gusmiati Suid, berpulang 28 September 2001 karena sakit.


Dua peneliti tari dari Universitas Negeri Padang, Dra.Desfiarni, M.Hum dan Dra Fuji Asturi M.Hum menyebut Syofayani   tampil sebagai koreografer yang selalu mempertimbangkan kefeminiman gadis minangkabau. Karya tarinya kelihatan lembut merupakan perpaduan tradisi minang dengan tradisi melayu.

 

Syofiani akan dimakamkan di pemakaman keluarga di Gulai Bancah Bukittinggi, Sabtu pagi jam 10.00 WIB.-

 

 

×
Berita Terbaru Update