padanginfo.com-PAYAKUMBUH-
DOSEN Prodi Ilmu Komunikasi, Departemen Sosiologi, Dr. Mohammad Isa Gautama, M.Si dan alumni Sosiologi UNP, Maichel Firmansyah, S.Pd tampil sebagai narasumber dalam ajang talkshow N.G.O.P.I.N.I (Ngobrol Pekan Ini) bertajuk “Film, Gerakan Antikorupsi dan Perpolitikan Indonesia Hari Ini”, Minggu, 6 Juli 2025 di Kafe Sentosa Abadi, Kota Payakumbuh.
Kegiatan ini merupakan bagian dari iven Anti-Corruption Film Festival 2025, sebagai ajang kreasi, eksibisi dan forum diskusi anti-korupsi yang digagas dan dikelola oleh Direktorat Sosialisai dan Kampanye Antikorupsi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Republik Indonesia.
Legaran tahun 2025 ini menjadi tahun ke-11 perayaan ACFFest dengan mengangkat tema “Dari Layar, Kita Beraksi Berantas Korupsi!”
Kota Payakumbuh dan Kabupaten Lima Puluh Kota terpilih sebagai titik festival bersama 8 kabupaten/kota lainnya di seluruh Indonesia.
Lewat kolaborasi dengan Payakambuh Youth Art Committee (PYAC) dan KPK serta beberapa LSM, media dan Pemerintah Kota Payakumbuh, ACFFest Movie Day 2025 digelar di beberapa titik di Payakumbuh dan Kabupaten Lima Puluh Kota selama 6 hari berturut-turut sejak 1 Juli – 6 Juli 2025.
Dalam ajang ini digelar sejumlah kegiatan yang bekenaan dengan isu antikorupsi, integritas, dunia kreatif, dan anak muda di tingkat lokal maupun nasional, lewat media audio visual sebagai pintu masuknya.
Tujuan utama kegiatan ini ialah penyebaran kesadaran antikorupsi di kalangan anak muda, khususnya generasi baru filmmaker yang tersebar di kedua wilayah.
Acara didahului dengan pemutaran 4 film pendek antikorupsi (Kelompok Tidak Belajar, One Second, Ada Ujian Harap Tenang, dan Magdalena),
Selain Dr. Mohammad Isa Gautama dan Maichel Firmansyah,. S.Pd, juga tampil Sekda Kota Payakumbuh, Drs. Rida Ananda, M.Si dan Monita, penyuluh anti korupsi Provinsi Sumbar-KPK.
Dalam paparannya, Isa, yang juga merupakan Kepala Pusat Kajian Gerakan Bersama Antikorupsi UNP (PK-Gebrak-UNP) menegaskan, film dapat dijadikan sebagai salah satu media kampanye antikorupsi yang ampuh dan efektif ke tengah masyarakat.
Sebagai bagian dari masyarakat yang hidup di era digital, media film yang disebar melalui media sosial dan internet diharapkan mampu menyentuh kesadaran masyarakat luas akan bahaya korupsi.
“Di tengah fenomena korupsi yang semakin parah menjangkiti negara kita, sudah saatnya anak muda semakin proaktif ikut serta dalam perang antikorupsi, dan itu bisa dilakukan sedari dini melalui akun media sosial. Sudah banyak pula contoh bagaimana media sosial menjadi pemicu terbongkarnya kasus korupsi,” demikian Isa.
Di sesi lain, Maichel menjelaskan tantangan yang dihadapi ke depan semakin berat disebabkan pelaku korupsi seolah memiliki pola, modus dan kebertahanan untuk tutup mulut jika awak media massa berniat menelusuri informasi potensi kasus korupsi.
“Saya sekarang bekerja sebagai jurnalis di salah satu media, informasi yang sudah mencapai level A1 kerap sudah di tangan kami. Sayangnya, ada kecenderungan sumber informasi menutup mulutnya rapat-rapat jika jurnalis melakukan investigasi. Ini tantangan terbesar media yang khusus memberitakan isu korupsi hari ini. Dibutuhkan kecerdasan dan kegigihan kita bersama melawan ini,” jelas Maichel.
Sementara Rida Ananda mengupas sisi positif pencapaian Kota Payakumbuh sebagai kota Pilot Project antikorupsi di Indonesia. “Kita sudah bangun sistem digital dalam segenap lini yang rawan korupsi. Mulai dari pengadaan barang dan jasa sampai e-budgeting, Payakumbuh sudah punya. Dibutuhkan sinergi bersama agar kondisi ini bisa kita tingkatkan,” kata Rida.
Hadir dalam acara ini ratusan audiens yang didominasi oleh mahasiswa, pelajar, seniman musik Payakumbuh, LSM dan aktivis antikorupsi Payakumbuh. Talkshow ditutup dengan diskusi yang hangat serta pertunjukan musik oleh John Selon yang juga merupakan alumni Fakultas Teknik-UNP. [rel/in]