Pemilihan nama Imam Bonjol bukan tanpa makna. Tuanku Imam Bonjol adalah tokoh besar Minangkabau yang memimpin Perang Padri (1803–1837) melawan penjajahan Belanda. Keberaniannya, kecerdasannya, dan semangat pantang menyerah menjadi inspirasi bagi generasi bangsa hingga hari ini.
Bagi masyarakat Sumatera Barat, sosok Imam Bonjol adalah simbol harga diri dan kemerdekaan. Bagi Jambi, yang kini resmi berada di bawah Kodam XX. Nama ini menjadi penanda eratnya hubungan sejarah dan perjuangan antara dua wilayah bertetangga ini.
Mayor Jenderal TNI Arief Gajah Mada ditunjuk sebagai Pangdam pertama melalui Surat Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/1033/VIII/2025. Sebelumnya, ia menjabat Asisten Personel KSAD.
Dengan pembentukan enam Kodam baru di seluruh Indonesia, peta komando militer di Sumatera kini berubah drastis.
Sebelumnya hanya ada tiga Kodam: Iskandar Muda (Aceh), I/Bukit Barisan (Sumut, Sumbar, Riau, Kepri), dan II/Sriwijaya (Sumsel, Jambi, Bengkulu, Lampung, Bangka Belitung). Kini, Sumatera memiliki enam Kodam, termasuk Kodam XX/Tuanku Imam Bonjol yang berkedudukan di Padang.
Langkah ini tidak hanya mempercepat koordinasi keamanan, tetapi juga memperkuat pertahanan strategis di wilayah barat Indonesia.
Bagi masyarakat, berdirinya Kodam ini ibarat babak baru sejarah. Bukan sekadar perubahan administratif, tetapi juga peneguhan kembali nilai-nilai perjuangan Tuanku Imam Bonjol di masa kini,keberanian, integritas, dan pengabdian kepada tanah air.
Presiden Prabowo Subianto saat peresmian Kodam baru mengatakan pentingnya menjaga ketahanan nasional di tengah globalisasi.
Presiden Prabowo menegaskan bahwa Indonesia adalah bangsa cinta damai. Meski demikian, bangsa Indonesia tidak akan ragu memperkuat pertahanan demi menjaga kedaulatan.
"Bangsa Indonesia tidak suka perang. Bangsa Indonesia ingin damai, tapi bangsa Indonesia telah mengalami pengalaman pahit. Setiap kali kita mau bangkit, kita diganggu. Setiap kali kita mau menyejahterakan rakyat kita, kita diganggu," ujar Presiden. (in)