Notification

×

Iklan

Iklan

Dari Seminar Kaba Festival X/2025 Nan Jombang Dance Company: Terjadi Disparitas Cara Pandang Antara Seni Tradisional dan Seni Kontemporer

Rabu, 14 Mei 2025 | 5/14/2025 WIB Last Updated 2025-05-14T15:23:22Z
padanginfo.com-PADANG- Dalam dunia seni saat ini terjadi disparitas antara seni tradisional dan seni kontemporer. Fenomena ini menggambarkan adanya stratifikasi sosial dalam apresiasi seni masyarakat Sumatera Barat. Seni pertunjukan yang tradisional.lebih banyak diminati daripada seni kontemporer

Demikian pokok pikiran yang disampaikan Prof. DR Indra Yudha, M.Pd, PhD, Dosen pada Departemen Seni, Drama. Tari dan Musik. Fakultas Bahasa dan Seni  Universitas Universitas Negeri Padang (FBS-UNP), pada Seminar Nasional  Seni Pertunjukan  KABA Festival X/2025 Nan Jombang Dance Company (NJDC) , Rabu 13 Mei 2025 di kampus FBS-UNP.

Menurut Indrayuda,  dalam makalah bertajuk "Seni Pertunjukan dan Stratifikasi Sosial: Antara Tradisi Seremonial dan Estetika Akademik Dalam Dinamika Masyarakat Sumatera Barat." seni tradisional lebih dinikmati sebagai seni pertunjukan yang menghibur. Seperti tari gelombang yang digambarkan sebagai simbol status kalangan perkotaan. Khususnya dalam peristiwa seremonial pesta pernikahan dan perkawinan.

Sebaliknya, jelas Indra, seni kontemporer lebih sering dinikmati kalangan akademis dan intelektual yang menghargai ekspresi estetika simbolik dan representatif.

Di sisi lain, Indrayuda yang juga dikenal sebagai koreografer ini mengatakan, meski.menghadspi , seni tetap beradaptasi melalui proses komodifikasi dan hybridisasi. Sehingga seni tetap memungkinkan relevan dan bertahan dalam konteks yang berubah. tantangan modernisasi.

Selain Indrayuda, pada sesi pertama pagi, tampil pula pemakalah DR. Roza Muliati, S.Sn, Dosen Institut Seni Indonesia Padang Panjang dan dramawan Ir. Armeynd Sufhasril.

Menurut Roza Muliati, perkembangan seni tari di Sumbar diwarai oleh pertarungan pengaruh dan ideologi.

Dipaparkan, kaum elit sebagai pusat administrasi semenjak masa kolonial menjadikan tari  Melayu untuk mengukuhkan dominasi atas kaum adat yang dianggap konservatif.

"Tari.Melayu dianggap sebagai sebagai representasi tari Minangkabau. Ini salah," sebut Roza.

Oleh karena itu, jelas Roza  dalam makalah bertajuk "Perempuan dan Dehegomoni Kaum Elit Dalam Perkembangan Tari di Sumatera Barat. tampilnya penari Hoerijah Adam dan Gusmiati Suid dengan mengangkat tradisi silek dalam seni pertunjukannya dapat dibaca sebagai upaya menolak hegemoni tari Melayu.

Sementara Armeynd Sufhasril mengatakan,  seni pertunjukan kontemporer yang diciptakan Ery Mefri merupakan bentuk pergulatan sosial budaya yang dialami masyarakat Minangkabau di tengah arus perubahan.

"Melalui pendekatan visual dan tubuh tradisi,  Ery Mefri melalui Nan Jombang menghadirkan bentuk seni yang tidak hanya estetis tapi juga politisi dan reflektif.

KABA FESTIVAL
Kaba Festival X/2025 adalah rangkaian kegiatan dari peringatan 40 tahun NJDC. 

Menurut Direktur Pertunjukan Angga Mefri, berbagai kegiatan sejak bulan Maret 2025 telah diselenggarakan. Mulai dari diskusi, pagelaran dan seminar. Kegiatan ini didukung oleh Dana Indonesiana dan LPDP.

Seminar  bertajuk "Menelisik Perubahan Sosial di Sumatera Barat Melalui Seni Pertunjukan" diikuti oleh kalangan seniman dan budayawan. (in).






×
Berita Terbaru Update