Sekda Kabupaten Agam, Muhammad Luthfi mengatakan pihaknya masih terus melakukan tracking korban, karena SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi) yang diduga menjadii pemasok makanan tersebut juga melayani sekitar 3000-an murid sekolah lainnya.
"Kita terus tracking. Korban sampai malam ini ada 36 orang," kata Luthfi
Luthfi mengatakan menu MBG hari ini adalah nasi goreng. Meski begitu, ia belum bisa memastikanapakah ada jenis makanan tambahan selain nasi goreng dalam menu yang diberikan.
"Hari ini menu MBG-nya nasi goreng. Ada telur di dalamnya. Belum diketahui yang mana yang memicu anak-anak sakit lerut," jelas Luthfi.
Menurut data, dapur MBG Kampuang Tangah melayani 3.654 siswa dari 57 sekolah berbagai tingkatan—mulai TK, SD, SMP hingga SMA. Tak heran jika kasus ini memicu kekhawatiran luas di tengah masyarakat
Bupati Agam, Benni Warlis, mengambil langkah tegas dengan menghentikan sementara operasional dapur MBG Kampuang Tangah. Keputusan ini diambil setelah menggelar rapat mendadak bersama jajaran terkait.
“Keselamatan masyarakat adalah yang utama. Dapur MBG Kampuang Tangah kita tutup sementara waktu sampai ada hasil laboratorium yang jelas,” tegas Benni. (*/in).