padanginfo.com-PADANG- Senator Jelita Donal mengakui keberadaan BNN (badan narkotika nasional) Sumbar masih lemah dan kurang mendapat respon daerah pemerintah daerah. Sementara tugas dan programnya harus serius guna memberantas pemasaran narkoba dan jenis bahan berbahaya di konsumsi manusia
Demikian dikatakan Senator Jelita Donal saat melakukan kunjungan kerja di kantor BNN Sumbar di Padang, Rabu (15/10/2025).
Kunjungan kerja yang dikemas dalam bentuk sosialisasi itu selain dihadiri Ketua BNN Sumbar Brigjen Pol. Dr. Ricky Yanuarfi, SH, M.Si.juga dihadiri Ketua LKAAM Prof. Dr. Fauzi Bahar Dt. Nan Sati, perwakilan dari Polda Sumbar, RSJ Sa'anin,. BNN Payakumbuh, Yayasan Kurnia Insani, PKM Lb. Kilangan, Dinas Sosial Sumbar, Dinas Kesehatan, Majelis Tinggi Kerapatan Adat Alam Minangkabau, Sekretariat DPD RI SUMBAR, BNN Sawahlunto
dan Keluarga Klien
Gerakan BNN berdasarkan UU Narkoba itu juga dinilai lemah disegi SDM dan Anggaran "Ini adalah tugas saya dan akan saya perjuangkan bersama rekan-rekan anggota DPD lainnya di Senayan," kata Wakil Ketua Komite III DPR RI itu
Ia juga melihat dari 40 IPWL hanya 18 yang aktif di Sunbar, sehingga hal ini jadi pertanyaan besar terhadap keseriusan Pemerintah Daerah dalam mencegah dan mengatasi persoalan Narkoba di Sumbar
Dampak dari ketidakseriusan ini, kata Jelita Donal, Sumbar berada pada rangking 6 Nasional. Kasus Narkoba ini merupakan aib bersama bagi para Tokoh dan Masyarakat Sumatera Barat.
"Aib bersama ini harus menjadi tugas bersama kita dalam memperbaikinya, namun seklai lagi peranan Pemerintah Daerah adalah kunci utama sebagai penggeraknya," tuturnya
Anggota DPD RI dapil Sumbar itu menghimbau semua tokoh masyarakat, Ulama, Ninik Mamak, Bundo Kanduang serta semua unsur untuk bersama-sama bersinergi dengan pemerintah serta dinas terkait dalam mengatasi dan mencegah peredaran narkoba
Pada kesempatan itu Ketua BNN Sumbar Brigjen Pol. Dr. Ricky Yanuarfi melaporkan, kasus Narkoba adalah ancaman serius, namun demikian BNN lemah disegi personil dan fasilitas bahkan kantorpun masih mengontrak.
Malah peredaran Narkoba hari inipun sudah pakai COD bahkan pelakunya adalah perempuan. Para Korban berpeluang menjadi pelaku.
Ia mengatakan, keaktifan keluarga untuk melaporkan ke BNN adalah bukti serius guna dilakukan rehabilitasi kepada pemakai
Sementara Ketua LKAAM Fauzia Bahar meminta sebaiknya penyuluhan Narkoba harus lebih ofensif ke masyarakat terutama di sekolah-sekolah
2Rehabilitasi Narkoba, kata mantan Walikota Padang itu, sebaiknya tidak di kawasan Gadut karena bisa memunculkan pandangan negatif dari masyarakat sehingga para orang tua keberatan, maka sebaiknya dipindahkan ke RSU Daerah Kota Padang dengan dibuatkan tempat khusus.
Ia menyrankan, sebaiknya 5 atau 6 persen dana Baznas dijadikan pembiayaan untuk rehabilitasi korban Narkoba.
Sosialisasi terkait Norkaba ini mendapat perhatian besar dari peserta dan undangan. Mereka berpendapat rehabilitasi sangat penting dilakukan, namun seperi dikatakan dimas sosial Sumbar juga terkendala soal anggaran (ak)
-